SENIN malam pekan lalu Tunku Abdul Rahman benar-benar tampak bahagia. Di rumahnya, di Pulau Penang, ratusan tamu berpakaian perlente menyalami Bapak Malaysia itu dengan hangat. Sejumlah hotel dan restoran kelas satu mengirim aneka macam kue kue kediaman Tunku. Dan ketika Tunku meniup lilin di atas sebuah kue tar, sambutan segera menggemuruh. "Happy birthday," sambut para tamu sembari bertepuk tangan. Hari itu memang hari Jadi bekas perdana menteri Malaysia tersebut. Ia kini berusia 85 tahun. Menjelang tengah malam, ketika sebagian tamu sudah pulang, Tunku tiba-tiba membuat sebuah kejutan. Ia mengumumkan rencana pembentukan partai tandingan: UMNO Malaysia-dengan simbol dan anggaran dasar berbeda dengan UMNO sekarang, yang dua pekan lalu dinyatakan tak sah oleh Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur. Pada kesempatan itu Tunku sekaligus mengumumkan nama 13 anggota panitia persiapan pembentukan partai baru tersebut. Mereka adalah sahabat-sahabat lama Tunku ketika memimpin UMNO pada 1960-an. "Partai baru dibentuk untuk memperbaiki demokrasi dari cengkeraman pemerintahan diktator," ujar Tunku Abdul Rahman. Yang dikecamnya adalah pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang juga menjabat ketua UMNO. Kediktatoran UMNO, kata Tunku, berkaitan dengan beberapa tindakan Mahathir dalam meredam kerusuhan politik yang menjurus ke isu rasialis, tahun lalu. Saat itu sekitar 106 aktivis politik, sebagian besar pendukung partai oposisi Direct Action Party (DAP), ditangkap polisi berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. "Bagi mereka, apa yang terbaik adalah kalau kaum Oposisi berada di penjara," komentar Tunku atas tindakan "pewaris"nya. Gagasan Tunku membentuk partai tandingan bagi UMNO tak pelak lagi menimbulkan keguncangan di Malaysia. Perdebatan politik meluas ke seantero negeri. Kecemasan puak Melayu atas rencana Tunku itu terdengar hampir di setiap perdebatan. Bagi mereka, UMNO adalah tiang utama kekuatan politik pribumi. Sekali UMNO pecah, hampir bisa dipastikan rontok pula dominasi puak Melayu di medan politik. Apalagi jumlah orang Melayu hanya 55% dari seluruh penduduk. Sisanya, yang merupakan dua kekuatan besar, terdiri atas keturunan Cina dan India. Diduga, pertimbangan itu pula yang mendorong Yang Dipertuan Agung Malaysia Sultan Mahmood Iskandar, Sabtu pekan lalu mengeluarkan titah supaya semua pihak bekerja sama dengan Mahathir. "Orang Melayu harus selalu mengambil keputusan berdasarkan konsensus dan menjauhkan diri dari percekcokan," ujar Sultan Mahmood. Tak heran ketika Mahathir membuka dialog dengan tokoh-tokoh UMNO dan Barisan Nasional, yang berjumlah sekitar 600 orang, di gedung parlemen, sambutan gemuruh "Hidup Mahathir" berkumandang sebelum pembicaraan dimulai. Dan tanpa lewat perdebatan sengit, para politikus itu menyerahkan Memorandum Kesetiaan kepada Mahathir. Memorandum itu sekaligus mematahkan spekulasi akan dilakukan pemungutan suara di parlemen untuk memastikan kekuatan kedudukan Mahathir sebagai perdana menteri, 8 Maret depan. Lalu apa yang membuat para perancang partai tandingan yakin bisa menggebrak UMNO ? Kabarnya, yang diandalkan mereka adalah masalah keterbukaan yang diabaikan UMNO. Menurut Anggaran Dasar UMNO, keanggotaan partai terbuka bagi seluruh bumiputra -- yang selama ini ditafsirkan orang terbatas pada kaum Melayu. Ini bisa diartikan bahwa penduduk asli nonIslam, seperti orang Dayak, tak dibenarkan menjadi anggota UMNO. Masalah lain, tentang pemberian hak kepada setiap cabang mencalonkan wakil mereka dalam pemilu nasional, yang sampai sekarang ditentukan oleh ketua partai. Selain itu, para pesaing menaruh harapan besar pada nama-nama politikus besar yang dapat mereka jaring. Mereka, selain Tunku, yang akan langsung menjabat ketua UMNO Malaysia, juga disebut-sebut nama bekas Perdana Menteri Tun Hussein Onn, yang akan menjadi wakil ketua, serta tiga bekas menteri yang cukup kondang di Malaysia, seperti Rais Yatim, Razaleigh Hamzah, dan Manan Othman. Atas dasar itulah mereka berusaha keras mendaftarkan cabang-cabang UMNO Malaysia di Badan Pendaftaran Organisasi Massa di seluruh pelosok negeri. "Kalau pendaftaran sudah selesai, baru para pendiri memulai tugas mereka," ujar Hajah Marina Yusof, bekas anggota Majelis Tertinggi UMNO yang kini menjadi anggota panitia pembentukan partai tandingan tersebut. Ia mengaku sudah mendaftarkan cabang UMNO Malaysia di Selangor. Apakah Tunku, dengan pembentukan UMNO Malaysia, berambisi menjadi perdana menteri lagi? Sulit diduga. Sementara Tunku berancang-ancang, para pendukung Mahathir sudah menunjukkan sikap yang pasti. Antara lain, Organisasi Sukarelawan Remaja Penang, yang sudah bertekad mematahkan pembentukan UMNO Malaysia. Mereka tak ingin kekuatan politik puak Melayu, yang sudah pas-pasan itu, terpecah-pecah. Pembentukan partai baru itu, kata Menteri Pertahanan Tengku Ahmad Rithaudeen, tak dilandasi pemahaman memadai terhadap perkembangan bentuk kepemimpinan saal ini. Ia mengecam Tunku, yang tak memahami aspirasi masyarakat Malaysia sekarang.Tunku, yang menjadi perdana menteri sejak Malaysia mendapat kemerdekaan dari Inggris pada 1957 dan pensiun 13 tahun kemudian, menurut sejumlah pengamat politik, bukan tokoh yang disukai masyarakat. Karena Tunku, sekalipun keturunan Sultan Kedah, dikenal sebagai seorang peminum dan gemar memasang toto balap kuda - dua hal yang bertentangan dengan ajaran Islam, yang dianut sebagian besar penduduk. Kedudukan UMNO Malaysia makin merosot lagi ketika Datuk Musa Hitam, saingan Mahathir dalam pemilu lalu dan santer digosipkan mendukung Tunku, menggebrak u'ah Bapak Malaysia itu. "Sebagai ketua IJMNO, Perdana Menteri Mahathir seharusnya diberi kesempatan menyelesaikan perpecahan partai," kata Musa. Ia, menurut ajudannya, bahkan sudah menemui Mahathir untuk berdamai. Langkah serupa juga diikutipendukung-pendukung utama faksi Musa, yang tergusur dari kabinet Mahathir lantaran kalah dalam pemilu lalu. Mereka antara lain bekas Menteri Pertahanan Datuk Abdullah Badawi, bekas Menteri Kesejahteraan Sosial Datuk Shahrir Samad, bekas Deputi Menteri Luar Negeri Datuk Radzi Sheikh, dan bekas Deputi Menteri Luar Negeri Datuk Kadir Fadzir. Pendukung-pendukung Musa itu mengimbau agar para pembelot bergabung kembali dengan UMNO. Mereka menganggap pembentukan UMNO Malaysia tak bakal bisa memecahkan masalah yang ada. UMNO, kata Abdullah Badawi, sebuah partai yang sudah tersusun rapi, berjalan baik, dan punya segalanya. Selain itu, 13 partai yang berkoalisi dengan UMNO dalam Barisan Nasional dan menteri-menteri besar negara bagian juga sudah menyatakan dukungan kepada Mahathir. Maka, bisa jadi Tunku akan dicap rakyat sebagai pemecah-belah bangsa Melayu. Sampai awal pekan ini memang belum ada satu pun dukungan terbuka bagi UMNO Malaysia, bahkan tidak dari partai-partai oposisi. Melihat gelagat buruk itu, Tunku, sejak mencanangkan akan membentuk partai baru, tak pernah berkomentar lagi. Bahkan, Razaleigh Hamzah, saingan utama Mahathir dalam pemilu lalu, juga sudah tak bersuara keras. Rabu pekan lalu ia mengatakan bahwa dia tak bermaksud menggulingkan Mahathir dan kursi perdana menteri. Tentang nasib UMNO, yang divonis tak sah oleh Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, menurut Badawi, sampai sekarang pihak pengadilan belum mengirimkan surat pemberitahuan mengenai pencoretan organisasi politik tersebut dari daftar partai di Malaysia. Diduga, permohonan pendaftaran kembali UMNO di Kementerian Dalam Negeri akan masuk lebih cepat ketimbang pengiriman surat pembentahuan Pengadilan Tinggi itu. Praginanto (Jakarta), Ekram H. Attamimi (Kuala Lumpur)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini