Beban seorang komandan

"INI menjadi beban yang akan saya tanggung sepanjang sisa hidupku." Kata-kata itu sampai di kamar panglima satgas gabungan Timur Tengah, Minggu pekan lalu, tak lama setelah insiden di Teluk Persia. Pengirimnya, Kapten Will C. Rodgers III, komandan kapal penjelajah USS Vincennes, orang yang bertanggung jawab atas "salah tembak" pesawat sipil Iran itu. "Hanya saya sendirilah yang bertanggung jawab atas penembakan itu, katanya lebih lanjut. "Waktu itu informasi yang saya peroleh mengharuskan saya menyelamatkan kapal dan awak kapal." Padahal, Rodgers III -- perwira kaya pengalaman yang beberapa kali memperoleh bintang penghargaan -- itu, ketika baru tiba di perairan Teluk akhir Mei silam, menduga kecil kemungkinan kapalnya bakal terlibat pertempuran. Komandan berusia 49 tahun itu yakin bahwa perangkat canggih kapalnya akan mengurangi jumlah pertempuran di Teluk. Katanya, mereka (maksudnya Iran, tentu) harus berpikir dua kali sebelum mengganggu lalu lintas di Teluk, karena sistem pertahanan dan penyerangan USS Vincennes tak cuma untuk diri sendiri, tapi juga bagi kapal-kapal yang berada di sekitarnya. Bos 385 awak kapal ini memulai karier di angkatan laut di kapal induk Independence, Desember 1965, setelah lulus dari sekolah latihan perwira. Lelaki kelahiran Fort Worth, Texas, ini menjadi asisten perwira pusat informasi tempur. Setelah itu ia diangkat sebagai komandan beberapa kapal. Terakhir, sebelum menjadi bos di Vincennes, Rodgers mengomandani kapal perusak USS Cus ing (1981-1984). Setahun kemudian Roger "didaratkan', ditarik ke Pentagon sebagai kepala operasi laut. Sebentar kemudian ia masuk pendidikan perwira khusus untuk menangani kapal-kapal perang berperangkat canggih. Tahun silam Rodgers dilantik sebagai kapten kapal USS Vincennes. Pengangkatan itu tentu karena prestasi Rogers selama ini. Adakah Rogers, yang di darat berumah di San Diego -- kota pangkalan angkatan laut AS untuk Samudra Pasifik -- harus menanggung "salah tembak" ini? Easil pendapat umum vang dikumpulkan jaringan TV Amerika ABC. Selasa pekan lalu. menunjukkan itu, responden menyatakan Kapten Rogers melakukan hal yang benar: memerintahkan menembak pesawat yang tertanglkap radar. Hanya 21% responden yang menyalahkannya. Sebelumnya, Presiden Reagan pun sudah "memaafkan dan memaklumi tindakan Rodgers. Kini Rogers yang menikah dengan Sharon yang memberinya seorang anak lelaki Will Rodgers IV cuma bisa menunggu hasil investigasi pemerintah AS: Adakah ia perlu dihadapkan ke mahkamah militer -- sebagaimana sejumlah tentara AS yang melakukan pembantaian 317 rakyat sipil, sebagian besar anak-anak dan wanita, di May Lai, Vietnam Selatan, Maret 1969?.