Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengirim kapal perang kedua ke Selat Hormuz setelah mengklaim kapal patroli Iran berupaya menyita kapal tankernya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketegangan Iran dan Inggris memanas setelah Angkatan Laut Inggris mencegat kapal patroli Iran yang ingin menyita kapal tanker Inggris di Selat Hormuz.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Iran menuntut Inggris melepas kapal tankernya yang ditahan di Gibraltar.
"Ini adalah permainan berbahaya dan ada konsekuensinya," tulis pernyataan Iran.
Kapal tanker Iran, Grace 1, disita pada pekan lalu karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa mengirim minyak ke Suriah.
Sky News melaporkan pada 12 Juli 2019, Royal Navy mengirim HMS Duncan, kapal perusak tipe 45, yang akan tiba di Teluk beberapa hari setelah menyelesaikan latihan di Laut Hitam.
HMS Duncan akan beroperasi bersama kapal frigate HMS MOntrose, yang sebelumnya mencegat kapal patroli Iran.
Namun Sky News melaporkan, JMS Duncan diyakini akan menggantikan HMS Montrose.
Fregat Royal Navy Tipe 23 HMS Montrose melakukan serangkaian manuver selama latihan Marstrike 05 di lepas pantai Oman 22 Maret 2005. Gambar diambil 22 Maret 2005. [POA (Phot) Mick Storey / Angkatan Laut Kerajaan / Selebaran via REUTERS.]
Pengerahan HMS Duncan semakin memperdalam krisis di Teluk.
Selain HMS Montrose, Inggris juga mengerahkan kapal pemburu ranjau yang disiagakan di Teluk.
Juru bicara Perdana Menteri Theresa May mengatakan pembicaraan sedang berlangsung antara Inggris dan AS tentang peningkatan kehadiran militer mereka di Teluk.
"Kami berbicara dengan AS tentang menambah kehadiran militer kami dalam menghadapi ancaman baru-baru ini terhadap pengiriman di wilayah tersebut," kata juru bicara May pada Jumat, dikutip dari Reuters.
Sementara CNN melaporkan, Inggris menaikan tingkat keamanannya ke level 3, menyusul tensi dengan Iran.
Level 3 berarti dalam situasi kritis, dan telah diumumkan pada Selasa kemarin, sehari setelah Iran berupaya menyita kapal tanker Inggris di Selat Hormuz.
Menurut pejabat Inggris pada Jumat, level 3 mempertimbangkan beberapa sumber, termasuk informasi terbuka, intelijen, sikap terdahulu, peristiwa terbaru dan relasi internasional, sebelum diputuskan ke level 3.
Imam senior Iran, Kazem Sedighi, memperingatkan Inggris akan "ditampar" karena berani menyita kapal supertanker Iran, Grace 1.
Baca juga: Iran Minta Inggris Lepas Kapal Tanker
Polisi di Gibraltar menangkap dua petugas dari Grace 1 pada hari Jumat, setelah sebelumnya menahan kapten kapten dan kepala awak kapal.
Keempat orang itu, yang merupakan warga negara India, telah ditangkap karena dugaan pelanggaran sanksi ekonomi UE terhadap Suriah, tetapi belum ada yang didakwa.
Menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Inggris sebagai "budak Amerika" dan mengatakan sanksi Uni Eropa dimaksud dimaksudkan untuk menghentikan Eropa membeli minyak Suriah, bukan negara-negara di benua lain.