Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berlian Berdarah Sang Supermodel

Pengadilan kejahatan kemanusiaan Charles Taylor memasuki babak baru. Supermodel Naomi Campbell dan aktris Mia Farrow menjadi saksi.

16 Agustus 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pintu kamar hotel tempat Naomi Campbell menginap diketuk tengah malam pada 1997. Ketika dibuka, si pengetuk dan temannya langsung memberikan sebuah bungkusan. ”Saya hanya melihat beberapa batu kecil yang jelek dan kotor,” kata supermodel itu di Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone di Den Haag, Belanda, dua pekan lalu.

Dia mengaku tak menggubris pemberian batu-batu jelek itu. ”Biasanya kalau berlian saya terima di dalam kotak perhiasan, dan mengkilap,” katanya menambahkan. Kesaksian Campbell yang datang ke pengadilan setelah panggilan ketiga mestinya menjadi kunci bagi jaksa penuntut sebagai bukti kejahatan kemanusiaan yang dilakukan bekas Presiden Liberia Charles Taylor pada 1990-an sampai 2003. Sebelum menjadi presiden pada 1997, dia adalah pemimpin pemberontak yang menggulingkan Presiden Samuel K. Doe pada 1989.

Di pengadilan, Campbell menyangkal ”batu-batu jelek” itu diberikan oleh Taylor. ”Saya tak tahu siapa yang memberikan.” Campbell hanya mengaku sebelumnya bercakap akrab dengan Taylor pada jamuan makan malam untuk kegiatan amal yang diadakan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela di Cape Town.

Jaksa menilai orang yang memberikan bungkusan di hotel adalah kurir presiden sekaligus diktator negara di Afrika Barat itu. Tapi Campbell membantah. ”Saya tak tahu siapa mereka, tak ada surat, tak ada penjelasan apa pun dari mereka.” Dia juga membantah telah saling menggoda dengan Taylor sebelum makan malam. ”Hanya percakapan biasa setelah makan.”

Semua jawaban dan pernyataan Campbell di sidang itu seolah mementahkan semua argumentasi untuk menjerat Taylor. Campbell tadinya diharapkan bisa menghubungkan titik krusial bahwa ”batu-batu jelek” tersebut dikirim oleh Taylor. Berlian mentah itu masih berupa batu hitam yang belum mengkilap, dan tentu saja tidak ada dalam kotak perhiasan.

Panggilan buat sang supermodel itu sebetulnya bukan kebetulan. Ini rangkaian kerja jaksa dalam mencari bukti kejahatan Taylor selama satu dekade di wilayah Afrika Barat—Liberia dan Sierra Leone. Jaksa mendapat masukan dari bekas agen Campbell, Carole White, soal jamuan makan dan siapa saja yang diundang oleh Mandela.

”Dia akan memberi saya berlian,” White menirukan ucapan Campbell kepadanya dan Mia Farrow, artis Amerika yang juga hadir dalam jamuan makan. Campbell dikatakan sangat gembira dengan janji itu. Baik White maupun Farrow menyatakan hal yang sama bahwa Taylor berjanji akan memberikan berlian kepada Campbell saat jamuan makan.

l l l

Campbell sudah ditunggu pengadilan sejak dua bulan lalu. Dia baru datang setelah diancam pengadilan akan dipenjarakan selama tujuh tahun bila tak memenuhi panggilan ketiga. ”Saya takut nyawa saya terancam di sana,” kata Campbell kepada Oprah Winfrey dua bulan lalu.

Kedatangan Campbell dan Farrow ke sidang di Den Haag membuat pengadilan kejahatan kemanusiaan ini menjadi pusat perhatian. Lantaran alasan ini juga, pengacara Taylor, Courtenay Griffiths, menuduh jaksa menggunakan Campbell untuk publikasi pengadilan ini. ”Betul-betul publikasi murahan,” ujarnya.

Sebelumnya, saat pengadilan digelar pada Juli 2006, hanya sedikit media yang memperhatikan kasus kejahatan ini. Pengadilan dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Sierra Leone pada 16 Januari 2002, yang menitikberatkan pembuktian pada kejahatan kemanusiaan di negeri Afrika Barat itu. Sampai 2010 juga tak banyak media yang mengikuti proses persidangan, hingga Campbell dan Farrow muncul.

Dalam dua dekade sejak akhir Perang Dingin, Afrika Barat hancur akibat perang saudara. Dana untuk pengadaan senjata dan amunisi serta logistik perang diperoleh dari penjualan berlian selundupan yang sumbernya melimpah di beberapa negara di wilayah itu, di antaranya Sierra Leone dan Liberia.

Diperkirakan telah lebih dari 200 ribu orang tewas memperebutkan tambang berlian itu. Bermula dari kedua negeri tersebut, perang meluas sampai ke Pantai Gading dan Guinea. Pemberontak Revolutionary United Front dari Sierra Leone telah memperbudak ratusan orang dan memutilasi ratusan lainnya yang dianggap musuh atau menentangnya.

Taylor sebagai Presiden Liberia dianggap mendukung pemberontakan itu, dengan dana dan amunisi. Sumber dananya ya dari penambangan berlian di Sierra Leone. Uang berlian dipakai untuk melawan pemerintah Sierra Leone. Anak laki-laki diculik dijadikan pasukan pemberontak. Para lelaki dewasanya dipaksa menjadi penambang berlian.

Hollywood mengangkat cerita tentang perbudakan laki-laki dewasa dan anak-anak lelaki menjadi mesin pembunuh ke layar putih lewat film berjudul Blood Diamond yang dibintangi Leonardo DiCaprio pada 2006. Taylor ditangkap pada 2003, dan diadili pada 2006, setelah jaksa mengumpulkan bukti-bukti.

Meski dianggap tak berkaitan langsung dengan Taylor, kesaksian Campbell bisa menjadi rujukan bagi hakim dengan mempertimbangkan dua saksi lain, White dan Farrow. Alex Vines, bekas inspektur pengawas sanksi berlian dari PBB, menilai apa yang diucapkan Campbell bisa memberikan dampak, baik bagi pengadilan maupun perdagangan berlian. ”Mengembalikan perhatian publik pada proses pengadilan.”

Bagi dunia perdagangan berlian, pengadilan ini akan mempercepat terciptanya aturan global. Penyelundupan berlian dari negeri yang makmur penambangan berliannya bisa dipantau oleh aturan tersebut. Bagaimana sebuah berlian didapatkan dan akhirnya dijual akan dipantau. Begitu pula dengan kesejahteraan warga dan perlakuan pemerintah kepada warganya. ”Bila itu sudah berhasil, penyelundupan akan berkurang. Publik akan hati-hati dalam membeli,” kata Vines.

Hal ini sudah terbukti keberhasilannya. Tiga tahun lalu, ketika berlian terbesar ditemukan di Zimbabwe, publik langsung tahu bagaimana berlian itu diperoleh—dengan nyawa para penambangnya yang dibantai oleh tentara yang ingin menguasai penambangan tersebut. Ketika media memberitakan hal itu, para pembeli berlian bisa menimbang untuk mendapatkannya.

Sebetulnya, tak cuma kisah tentang berlian yang mengandung konflik dan penyelundupan. Mineral lain, seperti tantalum, tungsten, timah, dan emas—yang krusial untuk telepon seluler—sering kali diselundupkan dari Kongo, negeri yang terlibat perang saudara—seperti juga dari Liberia, Sierra Leone, dan Guinea.

Stempel ”bebas dari darah” semakin penting dalam perdagangan di dunia. Steve Jobs, bos Apple, menyatakan kepada para konsumennya bahwa para pemasok bahan mentah bagi komputer buatannya mesti menandatangani sertifikat bahwa bahan-bahannya didapat dari wilayah bebas konflik. ”Jujur, memang tak bisa dipastikan seratus persen.”

Tindakan serupa dilakukan Presiden Barack Obama, yang memerintahkan Undang-Undang Reformasi Keuangan mesti dilaksanakan. Di dalamnya tertulis, setiap perusahaan di Negeri Abang Sam mesti mengumumkan kandungan mineral produk mereka, apakah berasal dari Kongo atau negeri tetangganya, yang masih terlibat konflik.

l l l

Di Den Haag, jaksa masih menimbang bagaimana membuat Taylor bisa dijerat dengan hukuman maksimal, seperti anaknya, Chuckie Taylor, yang dihukum 97 tahun penjara atas tuduhan kejahatan kemanusiaan, dengan penyiksaan dan penganiayaan, saat menjadi Kepala Pasukan Antiteror kala ayahnya berkuasa.

Salah satu anak buahnya, Issa Sisay, sudah lebih dulu dihukum 52 tahun penjara karena terbukti sebagai pemberontak melakukan aksi mutilasi, pemerkosaan, sampai perbudakan. Sisay saat itu diancam dengan 16 tuntutan jaksa. Kini dia menjadi saksi untuk sidang Taylor.

Taylor, sang bos, menghadapi sebelas tuduhan dari jaksa penuntut, termasuk karena mendukung perbuatan pemberontak. Sejak empat tahun lalu pengadilan digelar, dia menolak segala tuduhan, termasuk menjadi otak penambangan berlian yang mendanai perang saudara di Sierra Leone.

Berlian, yang dianggap Campbell ”batu-batu jelek”, itu memang tak pernah disimpan sang supermodel. ”Dia kecewa karena dianggapnya itu cuma segumpal batu berlumpur,” kata White. Campbell kemudian memberikannya kepada Yayasan Dana Anak Mandela.

Jeremy Ratcliffe, bekas direktur yayasan, membenarkan pemberian Campbell itu, dan menyerahkannya kepada polisi Afrika Selatan. Pekan lalu, polisi Afrika Selatan mengumumkan akan menginterogasi Campbell soal berlian yang diberikan kepada Jeremy.

Yophiandi (Time, BBC, Guardian)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus