Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Berpacu Merebut Kedaulatan

Irak telah memilih presiden dan perdana menteri baru. Apa saja prioritas yang harus mereka hadapi untuk memimpin negerinya—menyusul serah-terima kekuasaan pada 30 Juni nanti?

7 Juni 2004 | 00.00 WIB

Berpacu Merebut Kedaulatan
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di bekas takhta Saddam Hussein, upacara itu dilangsungkan. Kota Bagdad menjadi saksinya—dan seluruh kawasan Teluk turut menatap dengan berdebar tatkala, pada Selasa pekan silam, Duta Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Lakhdar Brahimi, membacakan nama-nama pemimpin baru Irak. Sudah hampir setahun negeri itu bagai yatim-piatu dengan "orang tua tiri" yang menerabas masuk dari belahan bumi yang jauh: Amerika Serikat (AS). Kita masih ingat bagaimana AS merontokkan Saddam Hussein dari singgasananya pada April 2003—dan mendudukinya setelah itu. Dan kini, setahun kemudian, Amerika memaksa Irak menerima Adnan Pachachi, seorang kakek berusia 80 tahun lebih, untuk naik takhta sebagai Presiden Irak.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus