Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di bekas takhta Saddam Hussein, upacara itu dilangsungkan. Kota Bagdad menjadi saksinya—dan seluruh kawasan Teluk turut menatap dengan berdebar tatkala, pada Selasa pekan silam, Duta Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Lakhdar Brahimi, membacakan nama-nama pemimpin baru Irak. Sudah hampir setahun negeri itu bagai yatim-piatu dengan "orang tua tiri" yang menerabas masuk dari belahan bumi yang jauh: Amerika Serikat (AS). Kita masih ingat bagaimana AS merontokkan Saddam Hussein dari singgasananya pada April 2003—dan mendudukinya setelah itu. Dan kini, setahun kemudian, Amerika memaksa Irak menerima Adnan Pachachi, seorang kakek berusia 80 tahun lebih, untuk naik takhta sebagai Presiden Irak.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo