PERCAYA atau tidak, senjata pamungkas Chakra milik Batara Kresna dalam kisah Mahabharata ciptaan pujangga India Wyasa kini di tangan angkatan laut India. Memang, bentuknya lain. Yang dulu, konon, bulat pipih tepinya bergerigi bak gergan Yang sekarang, seperti cerutu raksasa yang punya dua bisul, karena Chakra yang ini adalah nama kapal selam bertenaga nuklir. Di Teluk Benggala, Rabu pekan lalu, Chakra diresmikan pemakaiannya oleh Perdana Menteri Rajiv Gandhi. Jadilah India negara nomor dua di Asia yang memiliki sarana maut ini. Ini prestise, tentu, karena selain AS dan Soviet, cuma Cina, Inggris, dan Prancis yang punya kapal selam nuklir. Dan itu mengundang reaksi. Pakistan, tetangga dan seteru India, menjadi cemas. Maklum, kekuatan laut seteru India ini tak ada arti dibanding angkatan laut Gandhi yang sudah memiliki dua kapal induk itu. Dan kini ditambah Chakra yang, karena bertenaga nuklir, mampu berpatroli dan menyelam berbulan-bulan tanpa henti. Bahkan Australia ikut sewot. Menurut seorang pejabat keamanan Australia, kehadiran Chakra membuat Australia terpaksa mempercepat perluasan pangkalan AL-nya di pantai barat. Guna pangkalan itu, untuk mendeteksi kehadiran kapal selam di Samudra Pasifik, India, dan perairan sekitarnya. Memang, Chakra sebenarnya model lama, yakni dari jenis Viktor I bikinan Soviet tahun 1970-an, disewa India empat tahun tanpa rudal nuklir. Tapi karena maksud penggunaannya tak jelas, itu menimbulkan kekhawatiran. Formalnya, AL India ingin sekadar ikut mode. Kata Rajiv Gandhi dalam pidato peresmian kapal berbobot 5.300 ton dan berkecepatan maksimum hampir 60 km/ jam itu, "Semua kekuatan laut modern telah atau berupaya memiliki kapal selam nuklir. Kita tak mau ketinggalan." Tapi bila India sudah membuktikan diri mampu membuat bom atom, telah menguasai pembuatan roket antarbenua, tank modern, dan MiG 23, bukan mustahil Chakra yang kini tanpa gerigi itu dapat dilengkapi dengan senjata pamungkas di kemudian hari. Jika itu jadi kenyataan, kekuatan laut India harus diperhitungkan. Indonesia, agaknya, beralasan bila ikut was-was. Sebab pangkalan AL India di Kepulauan Andaman jadi terasa dekat ke ujung barat Nusantara oleh berkembangnya daya jangkau kapal nuklirnya. BHM (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini