Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Diam untuk meledak ?

Pemerintah Polandia memberlakukan kenaikan harga dari 40% sampai 200% mencakup hampir seluruh kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara kenaikan upah yang ditawarkan hanya 20%. Solidaritas belum unjuk gigi.

13 Februari 1988 | 00.00 WIB

Diam untuk meledak ?
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DI tengah derasnya hujan salju, sejumlah anggota serikat pekerja menelusuri jalan utama di Warsawa, ibu kota Polandia. Mereka meneriakkan bertarika: "Tak ada lagi kenaikan harga" dan "Besok mogok". Sampai polisi mengucar-ngacirkan mereka, di Minggu malam pekan lalu. Di kota industri Gdansk, ribuan buruh tumplek di gereja St. Brygida. Seusai mendengar hasil rapat pimpinan Solidaritas, mereka berarak menuju kantor Partai Komunis. Mereka mencaci pemerintah selama seperempat jam sebelum membubarkan diri. Itu semua reaksi sebelum kenaikan harga yang tinggi, yang diberlakukan Senin, esok harinya: dari 40% sampai 200%, mencakup hampir seluruh kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara kenaikan upah yang ditaarkan hanya berkisar 20%. Bagi Presiden Jaruzelski, kenaikan harga itu merupakan konsekuensi dari dikuranginya subsidi buat kebutuhan sehari-hari, untuk perbaikan ekonomi. Tujuannya, harga pasar yang lebih realistis dan mendorong efisiensi produksi. Ekonomi Polandia memang krisis. Tahun ini, utang luar negerinya mencapai US$ 37 milyar, terbesar dl antara utang negeri-negeri blok Timur. Sementara itu zloty, mata uangnya, dienjot devaluasi. Senin pekan lalu zloty didevaluasi hampir 16%. Dalam sejarah Polandia, kenaikan harga biasanya selalu disusul tumbangnya penguasa tertinggi. Jaruzelski sendiri naik ke kursi pemerintahan tertinggi setelah pendahulunya, Josef Pinkowski, dianggap tak becus menghadapi aksi protes kenaikan harga, 1981. Itu sebabnya ia, November lalu, mengadakan referendum untuk melihat sikap rakyat: setuju reformasi ekonomi, kendati dengan risiko hidup lebih sulit, atau tidak? Celakanva. Lech Walesa, Ketua Solidaritas, keburu buka suara, "Dana referendum lebih baik disumbangkan ke rumah sakit." Maka, meski Jaruzelski menang (lihat Kamera), referendum sebenarnya tak memenuhi quorum (jumlah suara tak sampai 50%). Sementara itu, santer terdengar, Solidaritas di Kota Wroclawa sudah membentuh panitia pemogokan. Jangan-jangan mereka cuma menunggu komando. Walesa, sudah berpesan, "Kamilah yang menentukan waktu dan tempatnya untuk unjuk rasa."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus