Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bob ditelan gurun

Bob simon, wartawan perang televisi cbs (city broad casting system) dan 3 kawannya hilang di desa al-roqui perbatasan saudi dan kuwait. jejak yang dilihat patroli saudi menuju pos tentara irak.

9 Februari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI wartawan perang seperti Bob Simon, yang sudah berpengalaman meliput medan Vietnam sampai Kamboja dan Nikaragua, dan terakhir meliput penindasan demonstran dengan kejam di Tiananmen, Beijing, keterbatasan meliput berita sama artinya tak mendapatkan berita. Maka, ia nekat menerobos aturan. Minggu 20 Januari, pagi-pagi benar, wartawan televisi CBS (City Broadcasting System), Amerika, itu berangkat dari pangkalannya di Kota Dahran, bersama dia ikut pula beberapa awak CBS. Sang produser, Peter Bluff, Juru Suara Juan Caldera, dan Juru Kamera Roberto Alvarez ikut menyertai Bob. Dengan sebuah jip Toyota Land Cruiser, keempat awak CBS ini bertekad menerobos perbatasan Kuwait yang dijaga tentara Irak. Esoknya, tim kecil ini mengontak pangkalannya di Dahran. Kata Bob, setelah tujuh jam berputar-putar, ia dkk. tiba di kota kecil Hafar Al-Batin, dekat perbatasan. "Masih ada beberapa hal yang perlu direkam. Nanti malam akan kembali," begitu pesannya kepada rekan sejawatnya. Ternyata, itulah kabar terakhir. Sampai Rabu, dua hari kemudian, tak ada lagi kontak. Kantor CBS mulai panik. Mau tak mau mereka harus melapor pada pihak yang berwajib bahwa wartawan mereka hilang karena mencoba jalan sendiri -- yang sebenarnya ini dilarang keras dilakukan. Baru Kamis, tiga hari sesudah komunikasi terakhir terjadi, sebuah unit patroli Tentara Kerajaan Arab Saudi menemukan jip milik Bob dan kawan kawannya, hanya tiga kilometer dari garis perbatasan Saudi dan Kuwait. Jip itu tergeletak tanpa cacat di dekat Desa Al-Roqui. Yang membuat rekan-rekan Bob di Dahran semakin panik, barang-barang di jip itu masih utuh. Ada tas milik Juan Caldera yang berisi uang US$ 6.000 juga paspor atas nama Caldera. Ada juga 10 buah kaset video, batere, alat untuk mengisi batere. Dengan adanya kamera dan alat perekam lain di mobil, tampaknya, mereka tidak ingin pergi jauh-jauh," tutur Larry Doyle, produser CBS lain yang masih tinggal di Amman. Bekas-bekas terakhir dari rombongan orang-orang nekat ini hanyalah jejak kaki yang dilihat oleh patroli Saudi yang menemukan jip itu. Jejak itu tampak menuju ke arah sebuah pos tentara Irak yang sudah termasuk wilayah Kuwait. Patroli itu lalu mencoba mengikuti jejak Bob dan kawan-kawannya, tapi karena mereka memergoki tentara Irak sedang berjaga di sana, mereka segera mundur. "Dugaan saya, Bob dan yang lain itu berjalan tanpa menyadari bahwa mereka sudah melewati perbatasan," kata Larry lagi. Di gurun seperti itu, perbatasan memang tak memiliki tanda apa-apa. Bagi CBS, yaag terkenal berani dalam meliput berita perang, ini bukan cerita baru. Ketika perang Kamboja meletus, satu tim kecil yang juga terdiri dari empat orang dibantai gerilya Khmer Merah di dekat Kota Battambang. Di Libanon, satu tim wartawan televisi ini ditembak meriam tank Israel, untung meleset. Di Panama, John Meyerson, reporter CBS, disekap tiga hari oleh orang dekat Jenderal Noriega. Yuli Ismartono (Amman)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus