Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kuliah gratis di soroako

Sumitomo metal mining jepang dan inco limited kanada mendirikan lembaga pendidikan politeknik di soroako. prioritas untuk putra daerah dan tak perlu membayar uang kuliah. kurikulum dari yps & pms-itb.

9 Februari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LULUSAN SMA di sekitar Soroako, Sulawesi Selatan, mulai tahun depan tak perlu merantau jauh melanjutkan sekolah. Dua perusahaan raksasa Sumitomo Metal Mining Jepang dan Inco Limited Kanada, mulai 23 Januari lalu, mendirikan sarana pendidikan politeknik di kota 650 km sebelah utara Ujungpandang itu. Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah Inco Sumitomo Memorial Technical Training Centre (ISTC). Untuk tahun ajaran baru nanti, menurut Ir. Bambang Susanto, Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Soroako (YPS), pendidikan politeknik itu sudah siap menampung 48 mahasiswa baru. Pendidikan itu benar-benar menjiplak sistem Politeknik Mekanik Swiss (PMS) ITB, Bandung, yakni dengan model pendidikan diploma dua tahun (D2). Kurikulumnya, kata Bambang, disusun bersama antara YPS dan PMS ITB. Diakui Bambang, semua program pendidikan itu ditentukan oleh PMS ITB. Malah, menurut Ir. Omri Samosir, Wakil Presiden Produksi Inco Limited, dengan terus terang segala-galanya meniru PMS ITB. "Sebab, tak bisa dipungkiri, kurikulum yang diajarkan di PMS ITB sama di mana-mana. Dan itu standar bagi politeknik," katanya. Porsi antara teori 40% dan praktek 60% pun diterapkan di ISTC. "Tapi itu masih akan dilihat dulu mutu para calon mahasiswa yang akan masuk. Sebab, kalau agak rendah, mungkin jatah teori dinaikkan menjadi 45 persen," kata Bambang. Karena alasan itu, calon mahasiswa akan disaring ketat. Angkatan pertama, kata Omri, prioritas diberikan bagi putra asal daerah Soroako. Setelah berkembang, ISTC tentu saja akan membuka pintu bagi lulusan SMA dari luar daerah. Asalkan, katanya, mereka bisa lulus tes. Jurusan yang akan dibuka tahun ini adalah program perawatan mekanik. "Jurusan ini bukan hanya sebagai juru montir dan merawat, tapi secara luas akan mempelajari dasar-dasar mesin dari detail kecil sampai besar, termasuk membuat suku cadang yang dibutuhkan," kata Omri. Yang juga menggembirakan calon mahasiswa, mereka tak dipungut biaya. Padahal, di mana pun, biaya pendidikan politeknik tergolong mahal. Dana untuk seorang mahasiswa setidaknya Rp 4 juta setahun. Untuk membiayai pendidikan itu, Inco Limited Kanada -- induk perusahaan PT Inco -- mengedrop dana US$ 1 juta, sementara Sumitomo Metal Mining juga menyetor US$ 1 juta. Gedung disiapkan PT Inco Soroako. Dari dana patungan, menurut Omri, sebanyak US$ 700 ribu untuk belanja peralatan, US$ 300 ribu dipakai untuk biaya kerja sama dengan PMS ITB. Sisanya, US$ 1 juta, dipakai untuk "biaya hidup" sekolah politeknik itu. "Diharapkan, pada tahun ketiga, kami sudah mampu menghasilkan sesuatu, setidaknya bisa menjual jasa untuk mendapatkan dana. Misalnya memanfaatkan hasil praktek dari mahasiswa," kata Bambang, alumnus Teknik Pertambangan ITB itu. Sistem penerimaan mahasiswanya, kata Rastaman Surjadjaja, ketua pelaksana harian proyek ini, memakai kriteria sama dengan PMS ITB. Yang sedikit beda cuma batas usia. ISTC bisa menerima calon mahasiswa sampai batas umur 24 tahun. Mereka harus lulus tes akademis, matematika, fisika, dan pengetahuan mekanik. Selain itu, mereka juga harus menjalani tes keterampilan, wawancara, dan tes kesehatan. Pengajar sekolah politeknik itu disiapkan PMS ITB, terdiri dari 14 instruktur dan 4 orang supervisor. PMS ITB telah menggembleng beberapa lulusan SMA. Soroako untuk kemudian ditugasi mengisi sebagian tenaga instruktur. Supaya, kata Ir. Hadiwaratama, Direktur PMS ITB yang menjadi penanggung jawab konsultan ISTC Soroako, semangat untuk mengembangkan diri lebih cepat dan agar tak terjadi ketimpangan penguasaan teknologi di daerah itu. Program pendidikan politeknik ISTC dengan jurusan perawatan mekanik, diarahkan untuk merawat industri PT Inco di Soroako. "Jadi, pendidikan dikaitkan langsung dengan kegiatan PT Inco. Seharusnya, ISTC bisa berkembang menjadi seperti PMS ITB sekarang," kata Hadiwaratama. "Saya perkirakan dalam waktu 10 tahun, jika dikelola dengan baik dan benar, ISTC akan seperti PMS," katanya. Semua pekerjaan mendirikan lembaga pendidikan itu, mulai dari studi kelayakan hingga evaluasi, memang diborong PMS ITB. Sebuah politeknik, kalau mau berhasil, harus ada hubungan dengan industri. Lembaga ini memang harus terkait dengan kegiatan PT Inco, agar bisa berkembang dan berhasil. Dalam jangka panjang, ISTC akan menguntungkan PT Inco. Sebab, suku cadang yang selama ini digunakan perusahaan pertambangan nikel itu masih impor. Diharapkan, nantinya peralatan itu akan bisa dibuat oleh lulusan politeknik itu. "Dengan sendirinya, PT Inco akan mendapat keuntungan ganda," kata Omri. PT Inco memang berniat menyerap semua lulusan ISTC. "Kami akan senang jika mereka mau kerja di PT Inco," kata Omri. "Namun, setiap lulusan diberi hak untuk menentukan masa depannya sendiri. Program ini merupakan sumbangsih PT Inco pada masyarakat Soroako," katanya. Agaknya, lulusan sekolah politeknik itu akan diperlukan oleh industri yang akan berkembang di sekitarnya. Bahkan, untuk mencukupi kebutuhan tenaga setingkat lulusan politeknik di ber- bagai industri yang akan berkembang, mungkin diperlukan beberapa sekolah serupa. Mungkin setelah PT Inco, akan menyusul beberapa industri besar lainnya, mendirikan sekolah politeknik. Paling tidak, untuk kebutuhan sendiri. Gatot Triyanto (Jakarta), Asdar Muis (Ujungpandang), dan Dwiyanto Rudi (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus