Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Bos Kartel Narkoba Meksiko Bunuh Orang yang Tolak Bersalaman

Raja narkoba Meksiko El Chapo memerintahkan pembunuhan seorang pria yang pernah menolak menjabat tangannya.

21 November 2018 | 08.00 WIB

Joaquin "El Chapo" Guzman.[cnn]
Perbesar
Joaquin "El Chapo" Guzman.[cnn]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bos kartel narkoba Meksiko, El Chapo, diduga memerintahkan pembunuhan seorang pria yang pernah menolak menjabat tangannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sidang Joaquin "El Chapo" Guzman berlangsung dramatis saat mendengarkan kesaksian dari Jesus Zambada alias El Rey selama persidangan tiga hari di pengadilan di New York, AS, seperti dilaporkan dari Mirror.co.uk, 20 November 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zambada adalah saudara laki-laki Ismael "El Mayo" Zambada, yang diduga sebagai mitra Guzman dalam menjalankan kartel Sinaloa. Zambada bersaksi tentang keterlibatan El Chapo dalam serangkaian pembunuhan.

Gembong narkoba paling dicari di dunia, Joaquin "El Chapo" Guzman dikawal ketat oleh petugas keamanan Drug Enforcement Administration (DEA) setibanya di bandara Long Island MacArthur di New York, AS, 19 Januari 2017. Guzman tiba di New York usai diekstradisi dari Meksiko. REUTERS

Dalam pemeriksaan terpisah, salah satu pengacara Guzman melancarkan serangan terhadap kredibilitas kesaksian Zambada, yang menyebut kesaksian Zambada berbeda dengan pernyataan kepada jaksa AS.

Guzman, 61 tahun, diekstradisi ke Amerika Serikat pada Januari 2017 dan dituduh sebagai otak pengiriman besar-besaran kokain, heroin, sabu, dan ganja.

Dia diadili di pengadilan federal Brooklyn, New York, dituntut dengan 17 dakwaan pidana, dan akan dihukum seumur hidup jika terbukti bersalah.

Jesus Zambada "El Rey".[uk.businessinsider.com]

Guzman telah memerintahkan agar Rodolfo Carrillo, salah satu anggota kartel Juarez dan saudara dari pemimpinnya, dibunuh setelah dia menolak menjabat tangan Guzman pada sebuah pertemuan, ungkap Zambada.

Pembunuhan dilakukan pada 2004, menurut Zambada, dan memicu perang antara kedua kartel.

Zambada mengatakan target lain adalah seorang pejabat polisi yang korup bernama Rafita, yang bekerja untuk bos narkoba pesaing Guzman, Arturo Beltran Leyva.

Zambada mengatakan para pembunuh yang bekerja untuk El Mayo dan Guzman membunuh Rafita setelah mengusirnya keluar dari rumahnya dengan berpura-pura mereka telah menabrak putranya yang masih muda dengan sebuah mobil.

"Anak itu bahkan tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi," kata Zambada."Dia tetap pergi ke sekolah."

Pengadilan juga menunjukkan pistol bertatahkan berlian yang menurut kesaksian Zambada milik El Chapo.

Pistol berhias berlian yang diduga milik Joaquin "El Chapo" Guzman.[REUTERS]

Zambada mengaku di bawah pemeriksaan terpisah oleh pengacara William Purpura bahwa aspek dari kesaksiannya mungkin telah berubah. Namun, ia menyatakan bahwa kesaksiannya memang benar.

Zambada mengatakan kepada juri bahwa Guzman termasuk di antara para investor dalam pengiriman kokain seberat 20 ton yang dicegat oleh Penjaga Pantai AS saat paket meninggalkan Panama pada 2006.

Zambada juga memberi kesaksian bahwa dia membantu menyediakan sebuah helikopter untuk menyelamatkan Guzman dari penangkapan setelah pelariannya tahun 2001 dari penjara Meksiko.

Guzman adalah bos kartel narkoba yang paling dicari di dunia sampai ia ditangkap pada Januari 2016 di daerah asalnya Sinaloa, di Meksiko, setelah dua kali melarikan diri dari penjara.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus