Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

BREAKING NEWS: Rodrigo Duterte Ditangkap

Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap pada Selasa 11 Maret 2025 setelah mendarat di bandara internasional Manila.

11 Maret 2025 | 10.52 WIB

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam sidang Komite Quad DPR yang menyelidiki perang pemerintahannya melawan narkoba, di DPR, di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 13 November 2024. REUTERS/Lisa Marie David
Perbesar
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat berbicara dalam sidang Komite Quad DPR yang menyelidiki perang pemerintahannya melawan narkoba, di DPR, di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 13 November 2024. REUTERS/Lisa Marie David

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap pada Selasa 11 Maret 2025 setelah mendarat di bandara internasional Manila. Seperti dilansir Channel NewsAsia, Duterte ditangkap oleh polisi yang bertindak atas surat perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyusul perang mematikan melawan narkoba, kata istana kepresidenan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pagi-pagi sekali, Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari ICC," kata istana dalam sebuah pernyataan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Sampai sekarang, dia (Duterte) berada di bawah tahanan pihak berwenang."

Kantor presiden Filipina juga mengatakan bahwa Duterte dalam "kesehatan yang baik".

Duterte ditangkap setelah mendarat dari pesawat yang membawanya dari Hong Kong, di mana dia mengatakan pada Senin siap untuk ditangkap jika ICC mengeluarkan surat perintah.

Spekulasi tersebar luas pada Ahad bahwa kunjungan mendadak Duterte ke Hong Kong mengindikasikan mencoba menghindari kemungkinan penangkapan atas tindakan kerasnya terhadap pengedar narkoba saat berkuasa.

ICC telah menyelidiki sejumlah besar pembunuhan oleh polisi dan orang-orang bersenjata di bawah tindakan keras mantan presiden terhadap obat-obatan terlarang. Aksi ini menyebabkan ribuan tersangka, yang sebagian besar miskin, tewas.

"Perang melawan narkoba" Duterte adalah kebijakan khas setelah ia berkuasa pada 2016 setelah bersumpah untuk membunuh pengedar narkotika.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengklaim bahwa polisi Filipina dan main hakim sendiri di bawah arahan mereka membunuh tersangka narkoba yang tidak bersenjata dalam skala besar di bawah pengawasan Duterte, tuduhan yang telah dibantah oleh pihak berwenang.

Kantor Presiden Ferdinand Marcos Jr seperti dilansir Reuters mengatakan pihaknya menerima salinan resmi surat perintah ICC, yang disampaikan kepada Duterte oleh polisi. Duterte sekarang ditahan, kata Marcos dalam sebuah pernyataan.

Mantan penasihat hukum Duterte, Salvador Panelo, mengatakan penangkapan itu melanggar hukum, dan mengatakan polisi tidak mengizinkan salah satu pengacaranya untuk bertemu Duterte di bandara.

Duterte secara sepihak menarik Filipina dari perjanjian pendirian ICC pada 2019 ketika pengadilan mulai menyelidiki tuduhan pembunuhan sistematis di luar hukum. Filipina hingga tahun lalu menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan ICC.

Menurut polisi, 6.200 tersangka tewas selama operasi anti-narkoba yang mereka katakan berakhir dengan baku tembak. Tetapi para aktivis mengatakan jumlah sebenarnya dari tindakan keras itu jauh lebih besar, dengan ribuan pengguna narkoba di daerah kumuh. Banyak di antaranya termasuk dalam "daftar pantauan" resmi, terbunuh dalam keadaan misterius.

Polisi Filipina membantah keterlibatan dalam pembunuhan itu dan menolak tuduhan dari kelompok hak asasi manusia tentang eksekusi sistematis dan tertutup.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus