Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA--Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte mendaftarkan pencalonannya pada Senin sebagai wali kota kota Davao dalam pemilihan paruh waktu yang dijadwalkan tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin melayani Anda,” kata Duterte, 79 tahun, ayah dari Wakil Presiden Sara Duterte, kepada wartawan setelah menyerahkan dokumen pencalonannya di Davao City.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Davao adalah kota basis keluarga Duterte, yang saat menjadi presiden melancarkan perang narkoba yang mematikan pada 2016 dan menjadi subyek penyelidikan lokal dan internasional.
Keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai wali kota menyusul perselisihan publik yang pahit dengan keluarga Presiden Filipina Ferdinand Marcos menjelang pemilihan presiden pada 2028.
Pasangannya adalah putranya dan Wali Kota Davao yang saat ini menjabat, Sebastian Duterte, dan dia mengatakan dia berencana menjadikan Davao "lebih baik dari kemarin".
Keputusan mantan presiden untuk mencalonkan diri dipandang sebagai langkah untuk menggalang dukungan bagi putrinya Sara, yang diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028.
Pemungutan suara paruh waktu pada 2025 sangat penting bagi keluarga Duterte dan Marcos karena mereka berupaya untuk memperkuat basis dukungan mereka sebelum pemilu tersebut.
“Kita harus ingat bahwa aturan dasar dalam politik adalah melindungi wilayah dengan cara apa pun,” kata mantan juru bicara Duterte, Harry Roque, dalam sebuah unggahan di media sosial.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sedang menyelidiki tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan selama perang narkoba Duterte, yang terus berlanjut di bawah pemerintahan Marcos.
Dewan Perwakilan Rakyat Filipina juga mengadakan dengar pendapat komite mengenai pembunuhan akibat perang narkoba.
Lebih dari 6.000 orang tewas dalam operasi anti-narkoba di bawah pemerintahan Duterte, menurut data resmi yang dirilis oleh Filipina. Jaksa ICC memperkirakan jumlah korban tewas antara 12.000 dan 30.000 orang.
Sara Duterte menghadapi ancaman pemakzulan di DPR, yang dipimpin oleh Ketua Martin Romualdez, sepupu Marcos, yang juga diperkirakan akan mencalonkan diri pada 2028.
Pilihan Editor: Marcos dan Duterte Duel dalam Pemilu Sela Filipina
CHANNEL NEWSASIA