Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Filipina Sara Duterte-Carpio mengaku tetap bersahabat dengan Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. meskipun dia telah mundur dari kabinet pimpinan putra mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos, itu. “Kami masih bersahabat satu sama lain secara pribadi,” kata Duterte kepada GMA Integrated News pada Ahad, 23 Juni 2024. Namun, kemundurannya ini diperkirakan akan mempertajam perpecahan koalisi dinasti politik Duterte dan Marcos.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya pergi ke kantor Presiden Marcos dan mengatakan kepadanya bahwa saya membawa surat pengunduran diri saya. Dia menerimanya dengan baik, dan percakapan kami berakhir dengan baik,” kata Sara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sara mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Pendidikan dan Wakil Ketua Satuan Tugas Nasional untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata Komunis Lokal pada 19 Juni 2024. Menurut aturan, pengunduran diri harus dilakukan sebulan sebelumnya. Jadi, Sara secara efektif tak lagi di kabinet pada 19 Juli 2024 mendatang.
Putri mantan presiden Rodrigo Duterte itu mengatakan bahwa dia hanya mempertimbangkan kepentingan terbaik departemen tersebut dan tidak berkonsultasi dengan ayahnya mengenai keputusannya ini. “Saya tidak mempertimbangkan reaksi masyarakat. Saya hanya mempertimbangkan apa yang terbaik bagi Departemen Pendidikan,” katanya.
Sara menyatakan sekarang akan lebih berfokus pada perannya sebagai wakil presiden. “Kami sekarang fokus pada Kantor Wakil Presiden. Kami memiliki sepuluh proyek di Kantor Wakil Presiden,” ujarnya.
Duterte dan Marcos, dua dinasti politik terbesar di Filipina, pada mulanya rukun-rukun saja, terutama ketika Bongbong Marcos maju sebagai calon presiden dan Sara sebagai calon wakil presiden dalam koalisi Uniteam dalam pemilihan umum pada Mei 2022. Di Filipina, pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara terpisah, tidak dalam satu paket seperti di Indonesia.
Mereka menang dan Bongbong terpilih sebagai presiden dan Sara sebagai wakil presiden. Namun, Rodrigo Duterte sebenarnya tak pernah mendukung Bongbong dan menyesali putrinya yang memberi jalan kepada Bongbong untuk menduduki kursi kepresidenan.
Kurang dari dua tahun kemudian, koalisi ini mulai retak. Duterte dan Bongbong saling balas serang di awal tahun ini. Misalnya, ketika Bongbong menggalang dukungan publik untuk mengamendemen konstitusi untuk mempermudah investasi asing, Duterte dan Sara menentang rencana itu dan menuduh Bongbong hanya ingin memperpanjang masa jabatan presiden. Di Filipina, seseorang hanya dapat menjadi presiden untuk satu periode (enam tahun) dan tak dapat dipilih kembali pada periode berikutnya.
Duterte juga mendukung Mindanao merdeka, terpisah dari Filipina. Mindanao adalah basis tradisional pendukung dinasti politik Duterte. Daerah ini sudah lama dilanda konflik bersenjata dan pemerintah Bongbong berusaha menyelesaikannya melalui dialog. Ide Duterte agar Mindanao memisahkan diri itu jelas menentang kebijakan politik Bongbong.
Sengketa kedua dinasti politik itu belum reda sampai sekarang. Mundurnya Sara dari kabinet Bongbong akan mempertajam konflik antara kedua kubu.
Pilihan editor:
- Mufti Agung Libanon: Israel Akan Diserbu 500.000 Rudal dalam Perang Total dengan Hizbullah
- Mengapa Koalisi Marcos dan Duterte Pecah?