Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

British Museum berstatus dalam penyidikan setelah diadukan menyembunyikan artefak-artefak yang disucikan umat kristen Ethiopia.

2 April 2024 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
British Museum. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

British Museum pada Minggu, 31 Maret 2024, berstatus sedang dalam investigasi atas tuduhan menyembunyikan dari pandangan publik selama lebih dari 150 tahun sebuah koleksi artefak-artefak Ethiopia yang disakralkan. Badan pengawas dari Inggris UK Information Commissioner’s Office (ICO) mengambil langkah ini berdasarkan informasi restitusi budaya yang dikumpulkan.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya pembuktian yang dilakukan ICO menyusul masuknya sebuah aduan dari Returning Heritage pada Agustus 2023 yang menyebut kalau British Museum gagal membuka secara detail mengenai item-item (artefak dari Ethiopia). Artefak itu diantaranya tablet altar yang terkenal di gereja Orthodok Ethiopia dengan sebutan tabot. Aduan itu disampaikan Returning Heritage di bawah aturan kebebasan informasi (FoI).    

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Rasanya aneh British Museum tidak mau memberikan penjelasan mengapa mereka menahan benda-benda yang bisa mereka kembalikan,” kata Lewis McNaught managing editor dari Returning Heritage, yakni sebuah lembaga nirlaba.

Gereja Orthodox Ethiopia pada 330 sebelum masehi yang ketika itu dikuasai Kerajaan Aksum menerima agama kristen. Ada 11 kayu dan beberapa tabot batu yang dijarah tentara Inggris dalam pertempuran Maqdala pada 1868. Artefak-artefak itu adalah benda-benda yang disucikan oleh masyarakat Ethiopia yang tidak pernah dipajang agar bisa dilihat publik, bahkan para kurator dan wali di British museum dilarang mengevaluasi benda-benda tersebut.            

Gereja Orthodox Ethiopia meyakini hanya pendeta-pendeta yang sebaiknya melihat artefak-artefak ini yang secara simbolik mewakili Art of the Covenant yakni peti kayu yang konon menyimpan 10 perintah Allah. Item-item itu dilaporkan di simpan dalam sebuah ruang penyimpanan yang terkunci di ruang basement komplek British museum di Ibu Kota London.   

Sebelumnya pada 2019, ketika seorang delegasi dari Kementerian Kebudayaan Afrika Timur kunjungan kerja ke British museum meminta agar artefak-artefak tersebut dipulangkan. Surat kabar Art Newspaper mewartakan berdasarkan sumber yang bekerja di museum bahwa ketika kunjungan kerja dari Kementerian Kebudayaan Afrika Timur itu, dewan wali British museum akan mempertimbangkan sebuah sistem pinjaman jangka lama untuk tabot-tabot tersebut, namun undang-undang British museum melarang museum memulangkan secara permanen kepemilik aslinya artefak-artefak yang diperebutkan. Sedangkan Returning Heritage meyakini tabot-tabot tersebut bisa dikembalikan secara sah ke Etiophia tanpa melanggar undang-undang British museum.

Sumber; RT.com

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus