Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Buka Puasa Pertama Trump di Gedung Putih Diboikot Ormas Muslim

Beberapa organisasi Muslim Amerika Serikat boikot buka puasa bersama Presiden Donald Trump di Gedung Putih untuk pertama kalinya.

8 Juni 2018 | 08.05 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), berbagi foto saat bertemu bintang reality show, Kim Kardashian West, di Ruang Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Rabu, 30 Mei 2018. Kim menemui Trump untuk memintakan pengampunan bagi seorang wanita yang menjalani hukuman seumur hidup karena pelanggaran narkoba. REUTERS/Handout
Perbesar
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), berbagi foto saat bertemu bintang reality show, Kim Kardashian West, di Ruang Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, Rabu, 30 Mei 2018. Kim menemui Trump untuk memintakan pengampunan bagi seorang wanita yang menjalani hukuman seumur hidup karena pelanggaran narkoba. REUTERS/Handout

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa organisasi Muslim Amerika Serikat memutuskan untuk memboikot buka puasa bersama untuk pertama kalinya dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Boikot dilakukan dengan alasan Trump beberapa kali mengeluarkan retorika anti-Muslim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Acara yang diadakan pada Rabu malam, 6 Juni 2018 itu tidak banyak dihadiri komunitas Muslim Amerika Serikat. Banyak yang hadir pada kesempatan itu adalah perwakilan dari negara-negara mayoritas Islam di Amerika Serikat.

Baca: Trump Adakan Buka Puasa Bersama, Muslim Amerika Tak Antusias

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ada lebih dari 50 tamu. Di meja utama, Trump duduk dengan Duta Besar Arab Saudi Pangeran Khalid Ben Salman dan Duta Besar Yordania Dina Kawar.

Para duta besar diundang dari Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Tunisia, Irak, Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Maroko, Aljazair, dan Libya. 

Tradisi buka puasa bersama di Gedung Putih secara resmi dimulai ketika Bill Clinton memerintah pada era 1990-an tetapi memiliki akar konseptual di masa  Thomas Jefferson pada 1805.

Dalam pidatonya saat membuka acara tersebut, Trump menawarkan pesan persatuan, mengakui anggota komunitas Muslim di dalam dan di luar negeri.

"Dalam pertemuan bersama malam ini, kami menghormati tradisi sakral dari salah satu agama besar dunia," kata Trump, seperti dilansir Time pada 7 Juni 2018.

Baca: Presiden Trump Akhiri Tradisi Buka Puasa Bersama di Gedung Putih

Ketika Gedung Putih mengkonfirmasi awal pekan ini jika Trump akan mengadakan makan malam di bulan suci Ramadan atau yang juga dikenal sebagai Iftar, tidak banyak disambut baik oleh umat Muslim Amerika Serikat.

Beberapa kelompok hak-hak sipil mengorganisir protes "NOT Trump's Iftar" di sebuah taman di seberang Gedung Putih. Kelompok-kelompok itu mengatakan retorika panas Trump telah berkontribusi pada peningkatan bullying dan diskriminasi terhadap Muslim Amerika.

"Presiden Trump telah menunjukkan sikap antipati terhadap Muslim di Amerika dan di luar negeri dari awal kampanye kepresidenannya dan terus mendukung larangan perjalanan Muslim dan pengungsinya yang non-Amerika," kata seorang anggota komunitas Muslim di Washington.

Baca: 11 Omongan Donald Trump yang Bikin Panas, Ada Soal Muslim

Tahun lalu, Donald Trump dikritik karena tidak menyelenggarakan tradisi buka puasa bersama yang rutin dilaksanakan selama beberapa dekade terakhir. Alih-alih menjadi tuan rumah buka puasa bersama, Gedung Putih justru mengeluarkan pernyataan pada hari Ramadan 2017 untuk berfokus pada ancaman terorisme dan ideologi sesat mereka.

TIME|CHANNEL NEWS ASIA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus