DALAM buku Kepulauan Gulag I dan II, Alexander Solzhenitsyn
menceritakan tentang kesengsaraan manusia-manusia yang
dijerumuskan ke dalam penjara dan kamp kerja paksa Stalin. Di
kedua buku itu si pengarang pemenang Hadiah Nobel itu lebih
banyak menceritakan bagaimana manusia-manusia itu menyerah
kepada derita dan siksaan yang mereka alami.
Gulag III sebagai bagian terakhir dari trilogi tersebut terbit
di Amerika belum lama ini. Tapi berlainan dengan Gulag I dan II,
dalam Gulag III si pengarang mencoba untuk menceritakan
bagaimana manusia-manusia itu mencoba melawan takdir, dengan
bangkit mengadakan perlawanan. Periode yang digambarkannya
berkisar dari sekitar tahun 1948, ketika para penghuni kamp
kerja paksa mencoba melarikan diri, berkembang menjadi pemogokan
dan akhirnya mencapai puncaknya dengan terjadinya pemberontakan
besar-besaran. Buku itu diakhiri dengan menceritakan keadaan
tahun 1956 tak lama setelah Stalin mati.
Penuturan dalam Gulag III dimulai tahun 1948, karena timbulnya
semacam perhitungan meleset para tahanan atas diri Stalin. Tahun
itu untuk pertama kalinya "musuh-musuh rakyat" itu dipisahkan
dari tawanan-tawanan kriminil. Lepas dari teror para pembunuh
dan penjallat itu (disebut oleh para penguasa sebagai "sekutu
kelas yang sesat"), maka para tahanan politik ini mendapat
keberanian.
Kebanggaan
Bersamaan dengan peristiwa itu jumlah tahanan di kamp-kamp makin
meningkat saja. Tentara Rusia yang dihukum sebab telah tertawan
oleh Jerman dalam Perang Dunia yang baru saja berakhir juga
dijebloskan ke dalam tahanan yang sama.
Solzhenitsyn sendiri masuk ke kamp sekitar waktu itu. Ia bukan
bekas tawanan Jerman, tetapi ditangkap polisi rahasia langsung
dari front terdepan. Sebagai seorang perwira muda satuan
artileri yang dadanya pernah disemati berbagai macam bintang
kepahlawanan ia terpaksa harus dilemparkan ke dalam penjara. Ia
telah menulis sepucuk surat bernada protes kepada Stalin.
Bagian-bagian yang paling menarik dan penuh cerita kepahlawanan
serta avonturisme adalah usaha-usaha untuk meloloskan diri.
Setiap usaha buat meloloskan diri selalu menjadi kebanggaan tiap
kamp, walaupun seringkali kepala, tangan atau salah satu bagian
tubuh si pelarian datang kembali ke kamp sebagai "oleh-oleh"
yang dibawa polisi pemburu yang melacak mereka.
Pelarian-pelarian yang tertangkap kembali dan lolos dari maut
pasti akan mencoba lagi. Seperti si tokoh legendaris Georgi
Tenno, orang Estonia. Beberapa kali ia lolos dan selalu
tertangkap kembali. Ketika rekan-rekannya menanyakan kepadanya
apa yang dicarinya dalam pelarian itu, ia menjawab: "Tentu saja
kebebasan. Aku mendambakan seharian penuh berjalan di padang
rumput tundra tanpa sepotong rantai pun memberati kakiku,"
katanya.
Di tahun 1952 Solzhenitsyn ikut serta dalam suatu pemogokan
dalam kamp. Tahun 1953 Stalin mati, diikuti oleh jatuhnya
"Kaisar Gulag" yang sehari-harinya menjabat sebagai kepala
Polisi Rahasia Lavrenti Beria. Para tahanan mengadakan
pemberontakan di kamp-kamp Kepulauan Gulag. Di Kengir, dekat
Ekibutz dalam salah satu kamp terbesar para penghuni yang
berjumlah 8000 orang, para tahanan berhasil menguasai kamp
mereka selama 40 hari. Mereka hanya bisa ditindas setelah
penguasa mendatangkan pasukan tank.
Dalam Gulag I maupun II, Solzhenitsyn lebih banyak menceritakan
bagaimana manusia Rusia menyerah pada perlakuan semena-mena.
"Rantai paling kuat yang membelenggu mereka tak lain dari
penyerahan diti secara total terhadap pembudakan atas diri
mereka," demikian antara lain ia menyatakan. Ini terjadi, kata
Zolzhenitsyn, karena " . . . kita tidak cukup cinta akan
kemerdekaan kita . . . kita terlalu tergesa untuk menyerah dan
penyerahan diri ini dilakukan dengan kegembiraan hati."
Tapi dalam Gulag III, Solzhenitsyn meninjau kembali
pandangannya. "Dalam waktu 60 tahun rejim komunis telah berdiri
dan tak bisa dirobohkan. Ini bukan karena tak pernah ada
perlawanan dari bawah. Bukan juga karena rakyat menyerah begitu
saja kepada sistim ini. Itu disebabkan karena sistim komunis
sangat kuat dan jauh di luar jangkauan ukuran manusia. Sesuatu
yang orang-orang Barat sulit buat menggambarkannya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini