Buku putih dari vientiane

DUA putaran perundingan di Bangkok Agustus lalu, ternyata tidak banyak menolong. Muangthai dan Laos semakin jauh terseret dalam perselisihan memperebutkan tiga desa dan tanah seluas 20 km2 di perbatasan yang terletak 600 km di utara Bangkok. Konflik memuncak ketika Muangthai membangun jalan raya yang akan menghubungkan tiga desa itu dengan wilayah mereka lainnya. Laos protes, dan tembak-menembak pun terjadi. Mereka masing-masing mengaku punya peta wilayah sebagai bukti akan keabsahan hak mereka atas wilayah sengketa. Belakangan, Laos bahkan bertindak lebih jauh. Pemerintah Vientiane dikabarkan menerbitkan sebuah buku putih tentang hubungan Laos-Muangthai. Di situ Muangthai dituduh punya ambisi ekspansionis terhadap Laos sejak abad ke-16. Seakan itu tidak cukup, dikabarkan Laos juga berusaha menjegal kampanye Muangthai untuk diterima menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Betulkah? Pejabat kedutaan besar Laos di Bangkok mencoba membantah isu tersebut. Tapi, sementara itu, duta besar Muangthai di PBB, Birabhongse Kasemari, telah melaporkan kepada sekjen PBB tentang insiden perbatasan yang menyebabkan terbunuhnya seorang petugas dan terlukanya enam yang lain. "Insiden ini adalah bukti nyata ketidaktulusan dan ketidaksediaan Laos untuk mengatasi sengketa secara damai," katanya.