ADA kejutan besar dari presiden Amerika Serikat Ronald Reagan, dua pekan silam. Kepada pers dibocorkan, ia telah mengundang menlu Uni Soviet Andrei Gromyko untuk sebuah pertemuan di Gedung Putih, Jumat pekan ini. Suatu pendekatan yang pasti tidak terlepas dari maksud menyukseskan kampanye pemilu. Tapi alasan Reagan sederhana saja. Katanya, untuk meredakan "kecurigaan dan permusuhan". Keterangan terakhir itu tak dapat tidak langsung mengingatkan orang pada senda gurau Reagan yang paling top Agustus berselang. Leiucon itu bukan saja tidak lucu tapi sudah keterlaluan. Sebelum pidato radionya dimulai, untuk tes suara, presiden AS itu berkelakar. "Saudara-saudaraku setanah air," Reagan memulai. "Saya dengan sukacita menyampaikan pada Anda semua bahwa saya baru saja menandatangani UU yang menghukum Rusia untuk selama-lamanya. Dalam tempo lima menit kita mulai membom Rusia." Tidak sampai sebulan, umur lelucon itu Reagan tiba-tiba saja mengundang Gromyko. Sebuah lompatan jauh ke depan untuk seorang presiden AS yang sangat benci komunis. Harus diakui, politik luar negeri pemerintahan Reagan lemah, terutama dalam kaitannya dengan perlombaan senjata serta peredaan ketegangan dunia. Prestasinya di bidang ini hampir-hampir nol. Tidak heran bila Reagan memilih dua topik pembicaraan dengan Gromyko: mengurangi laju persenjataan dan meningkatkan hubungan kedua negara. Mengenai masalah pertama, Washington kabarnya akan melunakkan Moskow agar bersedia melanjutkan perundingan tentang pembatasan rudal Jarak menengah dan senjata strategis. "Kami menjajaki berbagai hal dan pilihan untuk akhinya menentukan yang terbaik," ucap Reagan, pekan lalu. Maksudnya, tanpa terikat perundingan terdahulu di Jenewa, pejabat tinggi AS dan Soviet bisa saja bertemu sewaktu-waktu. Pembukaan kantor cabang perusahaan penerbangan Soviet, Aeroflot, di AS adalah prioritas utama untuk melancarkan hubungan bilateral. Kantor ini ditutup segera setelah penembakan pesawat KAL 007 tahun lalu. Di samping itu, AS menawarkan 10 juta ton gandum lebih banyak dari jatah Soviet sebelumnya. Sebegitu jauh persiapan ke arah pertemuan Reagan- Gromyko tampak meyakinkan. Tapi di samping hal-hal tersebut mestinya ada alasan lain yang lebih kuat. Apa gerangan? Pemerintahan Reagan rupanya yakin akan kemantapan posisi Chernenko karena tokoh militer Nomor 1, Marsekal Ogarkov, tiba-tiba tergeser. Sebaliknya, Moskow terkesan akan popularitas Reagan, yang hampir dapat dipastikan akan menang lagi dalam pemilu November depan. Ini berarti, Soviet akan berhadapan lagi dengan orang yang sama untuk empat tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini