Carter Datang, Chavez di Atas Angin

ADU kuat Presiden Hugo Chavez dengan kelompok oposisi mungkin akan berakhir setelah hampir dua bulan berlangsung pemogokan di Venezuela. Harapan tiba dengan kedatangan bekas Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter ke Venezuela, Selasa pekan lalu. Carter membawa suara berbeda dengan Gedung Putih. Pemenang Nobel Perdamaian ini menenteng proposal konkret untuk mendamaikan kedua belah pihak. Rencana pertama Carter adalah mengamendemen konstitusi Venezuela untuk menyingkat masa jabatan presiden dari enam menjadi empat tahun sehingga terjadi percepatan pemilu. Apa kata Chavez? ”Jika rakyat memutuskan saya seharusnya berkuasa hanya empat tahun… tidak masalah,” ujarnya. Rencana kedua Carter adalah meminta kedua belah pihak menyiapkan referendum Agustus mendatang. Itu artinya separuh dari enam tahun masa jabatan kepresidenan Chavez. Konstitusi Venezuela membolehkan pilihan ini. Carter yakin proposalnya diterima Chavez dan oposisi. ”Kedua belah pihak ingin mengakhiri kebuntuan yang menghancurkan ekonomi (Venezuela),” kata Carter. Kejutan lain muncul dari Mahkamah Agung Venezuela, yang selama ini mengincar Chaves atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Mahkamah memutuskan penundaan referendum yang direncanakan Dewan Nasional Pemilihan pada 2 Februari. Tapi itu justru menguntungkan Chaves. Februari adalah referendum versi oposisi. Maka oposisi berang, Chavez di atas angin. RFX (Ha’aretz Daily, AP, Reuters, New York Times)