Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PEMILU parlemen di Greenland telah berlangsung pada Selasa, 11 Maret 2025, kemenangan bagi Partai Demokraatit. Dengan lebih dari 90 persen suara telah dihitung, Demokraatit mendapat 30,4 persen suara, melonjak dari hanya 9,1 persen pada pemilu 2021. Kemenangan ini menempatkan mereka di depan partai oposisi Naleraq yang mengusung agenda kemerdekaan cepat dari Denmark dengan perolehan 23,7 persen suara.
Dikutip dari Reuters, berikut deretan serba-serbi pemilu Greenland.
Kemenangan Partai Demokraatit
Partai Demokraatit oposisi pro-bisnis mencetak kemenangan besar dalam pemilu kali ini dengan memperoleh 30,4 persen suara. Angka ini mengalami lonjakan drastis dibandingkan pemilu 2021, di mana mereka hanya memperoleh 9,1 persen suara. Dengan hasil ini, Demokraatit kini mendapatkan 10 kursi di parlemen dari total 31 kursi yang tersedia, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya.
Persaingan dengan Partai Naleraq
Partai Naleraq yang memperjuangkan kemerdekaan cepat dari Denmark mendapat hasil signifikan dengan 23,7 persen suara. Naleraq memperoleh delapan kursi di parlemen, dua kali lipat dibandingkan pemilu sebelumnya. Meski mendapat peningkatan dukungan, partai ini masih berada di posisi kedua setelah Demokraatit. Adapun partai-partai koalisi yang sebelumnya berkuasa mengalami penurunan suara yang cukup signifikan menandakan adanya pergeseran arah politik di Greenland.
Isu Kemerdekaan Greenland
Isu kemerdekaan Greenland menjadi salah satu tema utama dalam kampanye pemilu kali ini. Perhatian dunia terhadap pemilu Greenland meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menunjukkan minatnya untuk mengambil alih wilayah ini. Demokraatit mendukung pendekatan bertahap menuju kemerdekaan dan menolak intervensi dari Amerika. Namun, mereka tetap membuka peluang dialog ekonomi dengan Washington untuk membahas potensi kerja sama bisnis di Greenland.
Kepentingan Geopolitik
Greenland memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, termasuk mineral tanah jarang yang menjadi komponen penting bagi industri teknologi tinggi. Ketertarikan negara-negara besar seperti Amerika, Cina, dan Rusia terhadap sumber daya ini semakin meningkat, yang memperumit dinamika politik di wilayah tersebut. Dengan potensi ekonomi yang besar, Greenland menghadapi tantangan dalam menentukan kebijakan yang akan memberikan keuntungan maksimal bagi rakyatnya tanpa terlalu bergantung pengaruh asing.
Reaksi dari Pemimpin Politik
Pemimpin Partai Demokraatit Jens-Frederik Nielsen mengatakan partainya tidak ingin terburu-buru mencapai kemerdekaan. Ia menyatakan bahwa mereka ingin membangun fondasi ekonomi dan politik yang kuat terlebih dahulu sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyatakan bahwa pemerintah Denmark akan menunggu hasil negosiasi pembentukan koalisi di Greenland dan tetap mendukung stabilitas politik di wilayah tersebut.
Pilihan Editor: Greenland Gelar Pemilu di Bawah Bayang-bayang Trump
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini