Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Chun mundur, roh diuji

Pihak oposisi memanfaatkan skandal chun kyung-hwan. tuduhan korupsi merembet ke lee soon-ja, chun doo-hwan & roh tae woo. chun doo-hwan mengundurkan diri dari dewan penasehat agung partai yang berkuasa.

23 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

OPOSISI menang, di Korea Selatan. Akhirnya, Rabu pekan lalu, bekas Presiden Chun Doo-Hwan mengumumkan pengunduran dirinya dari semua jabatan politik. Itu bertalian dengan penyelidikan manipulasi yang dilakukan adiknya, Chun Kyung-Hwan, semasa kepresidenannya. Chun, yang belakangan diberitakan lelah dan tertekan, menarik diri dari jabatan ketua Dewan Penasihat Agung dan ketua kehormatan Partai Keadilan Demokrasi yang sekarang berkuasa. Keputusannya itu, katanya, diambil karena ia telah gagal mencegah adiknya melakukan kecurangan. Ia menganjurkan agar semua penyeledikan atas adiknya diteruskan sampai tuntas. "Semasa jadi presiden saya bekera keras untuk kepentingan semua orang, saya telah gagal mengatur adik saya dan mencegahnya melakukan tindakan-tindakan semacam itu," kata Chun lagi. Kyung-Hwan, 46 tahun, dituduh telah mengeduk keuntungan sekitar US$ 100 juta ketika menjadi pemimpin gerakan hidup baru Saemaul Undong (lihat TEMPO, 26 Maret). Setelah ia ditahan dan diusut, tuduhan itu bertambah: menyelundupkan uang ke luar negeri untuk membeli sebuah rumah seharga US$ 200 juta di New Jersey, AS. Sebelum itu ia berkali-kali menolak tuduhan para penyelidik bahwa ia telah menanamkan uangnya dalam usaha real estate di luar negeri. Sebegitu jauh belum ada bukti bahwa Chun Doo-Hwan sendiri terlibat. Walaupun demikian, para pemimpin oposisi menuntut agar Chun senior pun diselidiki. Bekas presiden itu dicurigai mengumpulkan harta dan uang secara tidakf halal semasa masih berkuasa. Sementara itu, pers lokal mengatakan, empat tahun silam Presiden Chun telah memaksa beberapa kalangan bisnis menyumbang uang sebesar US$ 74 juta. Uang itu digunakan untuk membiayai sebuah badan riset swasta di bawah nama Il-Hae (Matahari dan Laut). Itu adalah nama alias Chun Doo-Hwan. Beberapa hari sebelum sumbangan diserahkan, Chun meminta agar nama badan riset diganti - ia rupanya merasa tak enak. Suara keras kaum oposan bahkan menuduh tidak hanya sang adik yang melakukan manipulasi. Keluarga istri Chun tua, Lee Soon-Ja, dicurigai telah menanamkan uang hasil manipulasi itu dengan cara membeli tanah dan rumah di Amerika Serikat dan Australia. Lebih jauh pihak oposisi pun menuntut agar Roh Tae-Woo, presiden Korea Selatan sekarang, juga turut bertanggung jawab atas segala pelanggaran yang dilakukan oleh bekas presiden dan kelarganya itu. Sementara pengamat politik Korea Selatan mengatakan bahwa pengunduran diri Chun dari Dewan Penasihat Agung merupakan suatu keuntungan buat Presiden Roh TaeWoo. Itu akan memberikan kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih bebas dan dapat melepaskan diri dari Chun. Banyak orang, terutama golongan oposisi, menganggap kedudukan Chun dalam Dewan Penasihat menyebabkan ia masih punya pengaruh dalam pemerintahan. Ia dapat mengatur dan mendalangi semua kebijaksanaan Roh agar sesuai dengan selera dan ambisinya. Tentu saja, golongan oposisi ingin memanfaatkan "Skandal Chun Kecil" untuk kepentingan politiknya. Mereka berharap kasus ini bisa dijadikan bahan kampanye dalam pemilihan anggota Dewan Nasional pada Selasa pekan depan. Nasib baik golongan oposisi masih harus ditunggu. Setelah tokoh oposisi Kim Dae Jung mengundurkan diri bersaing dengan Roh dalam kampanye pemilihan presiden, kini rakyat Korea ingin bukti bahwa kaum oposisi mampu berbuat sesuatu. Golongan oposisi pada pemilihan presiden terakhir memang pecah. Sementra itu, tak disangsikan, cara Roh mengambil simpati rakyatnya cukup piawai uga. Demokrasi makin mendapat tempat, dan ia mencoba mememuhi janjinya sewaktu dilantik: memberantas korupsi sampai akarakarnya. Itu terbukti dengan cara pemerintahan Roh menangani skandal Saemaul itu. Tapi ujian bagi Roh menunggu. Yakni bila penyelidikan atas Chun Kecil juga melibatkan Chun Besar. Adakah demokrasi masih akan ia tegakkan? Jangan dilupakan, Chun masih dihormati di kalangan angkatan bersenjata Korea. A.D.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus