Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Cina Buka Bioskop Pertama di Wilayah Konflik Laut Cina Selatan

Cina dilaporkan membuka bioskop pertama di sebuah pulau yang tengah disengketakan dengan beberapa negara lain di kawasan Laut Cina Selatan.

25 Juli 2017 | 08.19 WIB

Pembangunan instalasi radar di salah satu pulau di kepulauan Spartly di Laut Cina Selatan. Asian Maritime Transparency Initiative merilis foto satelit pembangunan radar oleh Tiongkok di kepulauan yang menjadi sengketa beberapa negara. REUTERS/CSIS Asia Ma
Perbesar
Pembangunan instalasi radar di salah satu pulau di kepulauan Spartly di Laut Cina Selatan. Asian Maritime Transparency Initiative merilis foto satelit pembangunan radar oleh Tiongkok di kepulauan yang menjadi sengketa beberapa negara. REUTERS/CSIS Asia Ma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, SHANSA— Otoritas Cina dilaporkan membuka bioskop pertama di sebuah pulau yang tengah disengketakan dengan beberapa negara lain di kawasan Laut Cina Selatan.

Seperti dilansir BBC, Selasa 25 Juli 2017, Cina membangun bioskop di Kota Shansa yang terletak di Kepulauan Paracel.

Kantor berita Xinhua melaporkan Bisokop Sansha Yinlong memutar film The Eternity of Jiao Yulu untuk lebih dari 200 warga dan tentara pada pembukaan hari pertama.

Bisokop baru ini rencananya akan memutar sedikitnya satu film setiap hari untuk memberi hiburan bagi penikmat film di wilayah tersebut.


Baca: Diancam Cina, Vietnam Batalkan Pengeboran di Laut Cina Selatan

Otoritas Negeri Tirai Bambu menyatakan, tujuan dibangunnya bioskop tersebut adalah untuk memberikan layanan masyarakat di Paracel.

Selain bioskop, Kota Shansa yang didirikan pada 2012 lalu juga memiliki sekolah, kantor polisi, stadion olah raga hingga perpustakaan umum.

Wali Kota Shansa, Xiao Jie, juga memiliki sejumlah rencana ambisius bagi kotanya.

“Kami akan mendirikan gedung pernikahan hingga resor yang akan menandingi Maladewa,” kata dia.

Namun aksi terbaru ini dikhawatirkan memicu kemarahan Taiwan dan Vietnam yang juga mengklaim kepemilikan atas wilayah tersebut.

Kawasan tersebut berada di bawah kendali Beijing sejak 1974, pasca-berakhirnya perang antara Cina dan Vietnam.

Tiga perempat populasi dari Paracel atau sekitar 2.000 orang merupakan warga Cina yang juga personel militer.

Baik Cina maupun Vietnam dan Taiwan sama-sama mengklaim pulau tersebut sebagai bagian dari mereka.


Baca: Karena Konflik Laut Cina Selatan, Duterte Sebut Cina Ancam Perang

Vietnam sendiri telah berulang kali memprotes pembangunan kota dan pangkalan militer di Cina di Kepualauan Paracel.

Pengadilan internasional di Den Haag, Belanda, sebelumnya telah menolak klaim dari Cina pada 2016.

Namun Cina tetap melanjutkan pembangunan di wilayah sengketa Laut Cina Selatan tanpa mempedulikan keputusan pengadilan.

THE JAPAN TIMES | XINHUA | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI



 


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus