Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 situs web yang menyamar sebagai outlet berita lokal di Eropa, Asia, dan Amerika Latin mengunggah konten pro-Cina disebut terkait dengan sebuah firma hubungan masyarakat Beijing, demikian hasil temuan lembaga pengawas digital Kanada, Citizen Lab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tersebar di situs-situs di 30 negara, materi propaganda tersebut diselingi dengan berita yang dikumpulkan dari outlet berita lokal dan media pemerintah Cina, menurut laporan penelitian yang dirilis oleh kelompok yang berbasis di Toronto pada hari Rabu, 7 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Meskipun hingga saat ini situs-situs itu hanya sedikit terekspos, namun ada risiko yang lebih besar yaitu adanya amplifikasi yang tidak disengaja oleh media lokal dan khalayak sasaran, sebagai akibat dari perbanyakan situs-situs tersebut dengan cepat dan kemampuan adaptasi mereka terhadap bahasa dan konten lokal,” kata peneliti Alberto Fittarelli dalam laporan itu.
Konten situs tersebut berkisar antara teori konspirasi, sering kali tentang Amerika Serikat atau sekutunya – seperti artikel yang menyalahkan ilmuwan Amerika karena "membocorkan" COVID-19 – hingga artikel yang menyerang para kritikus Beijing.
Jarang sekali peneliti mengaitkan operasi semacam itu dengan entitas tertentu. Citizen Lab mengatakan kampanye tersebut dimulai pada pertengahan tahun 2020 dan menelusuri jaringannya hingga ke firma hubungan masyarakat Shenzhen Haimaiyunxiang Media Co., Ltd., yang juga dikenal sebagai Haimai.
Perusahaan tersebut tidak menanggapi permintaan komentar Reuters dan nomor telepon yang tercantum dalam versi arsip situs webnya tidak dapat dihubungi.
“Secara prinsip, merupakan sebuah bias dan standar ganda untuk menuduh bahwa konten dan laporan pro-Tiongkok adalah ‘disinformasi’, dan menyebut konten dan laporan anti-Tiongkok sebagai ‘informasi yang benar’,” kata juru bicara Kedutaan Besar Cina di Washington dalam pernyataan yang dikirim melalui email.
Citizen Lab mengatakan salah satu situs web dalam kampanye tersebut adalah Roma Journal, yang terlihat seperti outlet berita lokal Italia: berita utama membahas prospek politik perdana menteri Italia, festival balon udara di provinsi utara, dan peluncuran buku.
Namun tombol "siaran pers" di sudut beranda mengarah ke serangkaian artikel media pemerintah Cina tentang topik-topik seperti kontribusi Tiongkok terhadap pemulihan ekonomi global dan dorongannya terhadap inovasi teknologi.
Sebagian besar konten di situs yang ditemukan Citizen Lab bersumber dari layanan siaran pers bernama Times Newswire, yang menurut para analis di perusahaan keamanan siber Mandiant tahun lalu berada di pusat operasi pengaruh Tiongkok yang terpisah dengan menargetkan publik AS.
Meskipun kampanye pengaruh online semakin umum terjadi ketika orang-orang dan pemerintah berkuasa di seluruh dunia berusaha memanipulasi opini publik, para ahli yang memantau operasi tersebut mengatakan bahwa Cina adalah salah satu sumber terbesar dari dorongan tersebut selain Rusia dan Iran.
Operasi pengaruh Tiongkok telah meningkat dan meluas jauh ke luar Asia, kata raksasa media sosial Meta dalam sebuah laporan pada bulan November, menyebutnya sebagai “perubahan paling menonjol dalam lanskap ancaman” sejak tahun 2020.
Citizen Lab menggali lebih dalam jaringan yang ditemukannya setelah serangkaian situs web serupa muncul di Korea Selatan dan Italia.
Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) Korea Selatan – bagian dari badan intelijen nasional negara tersebut – mengungkap 18 situs tersebut dalam sebuah laporan pada bulan November, yang juga menghubungkan operasi tersebut dengan Haimai. Roma Journal tidak terdaftar secara resmi sebagai outlet berita di Italia, lapor surat kabar Il Foglio di negara itu.
Bukan hal yang aneh jika kampanye ini dinilai memiliki keterlibatan yang rendah, kata Dakota Cary, seorang konsultan di perusahaan keamanan siber SentinelOne yang berfokus pada Tiongkok.
“Saya pikir itu sangat penting, karena mereka masih menganggap pendanaan kampanye ini bermanfaat,” katanya. "Jadi menurut saya, kita bisa perkirakan hal ini terus berlanjut."
REUTERS