Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cinta Segitiga Si Penjelajah Langit

Tiga astronaut NASA terlibat cinta lokasi dan salah seorang mencoba membunuh pesaingnya. NASA, tempat orang-orang dengan prestasi gemilang, sangat terpukul.

12 Februari 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM urusan cinta, astronaut juga manusia. Dan itulah yang terjadi pada Lisa Marie Nowak, 43 tahun. Astronaut Amerika ini, awal pekan lalu, menempuh 1.400 kilometer dengan mobilnya. Dan sepanjang perjalanan—dari Houston, Texas, ke Orlando, Florida—Lisa memakai lampin (diapers), seperti saat terbang ke angkasa luar, supaya tak perlu berhenti untuk buang air.

Semua telah dipersiapkan. Tiba di Orlando International Airport, ia mengenakan wig hitam dan jaket bertudung, kemudian menguntit koleganya sesama astronaut, Colleen Shipman, yang baru turun dari bus bandara. Saat Colleen masuk mobil, Lisa pun menyerang dengan semprotan lada. Petugas parkir lantas mendengar jeritan Colleen dari dalam mobil.

Polisi pun meringkus Lisa dan menemukan pisau, senapan angin, palu besi, plastik sampah, ember karet, dan sarung tangan di mobilnya. Semua itu cukup menjadi bukti rencana Lisa membunuh Colleen, rekannya di NASA. Lisa terbakar cemburu lantaran menemukan surat-surat cinta Colleen, 30 tahun, dengan pria yang dicintainya: William Oefelein, 41 tahun, yang juga seorang astronaut NASA.

Kini, pada saat rekan-rekannya di NASA—National Aeronautics and Space Administration—tengah menyiapkan misi peluncuran satelit angkasa luar bulan depan, Lisa Nowak harus melakoni misi lain: penyelamatan dirinya sendiri di pengadilan Florida. Ia diganjar pasal percobaan pembunuhan tingkat pertama, percobaan penculikan dan penyerangan yang bisa mengantarnya tinggal seumur hidup di dalam jeruji.

Sungguh tragis jalan hidup astronaut berkarier cemerlang ini. Kecintaannya pada angkasa luar pertama kali bersemi tatkala ia berumur lima tahun, saat ia menyaksikan pendaratan Apollo di bulan di televisi. Wanita kelahiran 1963 ini kelak bergabung dengan program transportasi luar angkasa, saat pertama kali dibuka untuk astronaut wanita. Kian mantap di jalur ini, Lisa mengambil gelar sarjana teknik penerbangan dan magister teknik aeronautika dan astronautika di Akademi Angkatan Laut AS.

Kariernya makin membubung sejak diberi tugas sebagai penerbang di Angkatan Laut Amerika pada 1987. Ia tercatat telah mengemudikan 30 jenis pesawat dengan lebih dari 1.500 jam terbang, hingga akhirnya meraih pangkat kapten. Cita-citanya bergabung dengan korps NASA pun terkabul pada 1996. Wanita keturunan Italia ini lalu dididik menjadi astronaut di Johnson Space Center. Juli tahun lalu, ia pertama kali mengangkasa dalam misi STS-121 menuju stasiun ruang angkasa. Lisa berperan sebagai teknisi pesawat yang mengoperasikan tangan robot untuk ”berjalan-jalan” di luar angkasa.

Kehidupan pribadinya tak kalah cemerlang. Pada 1988, ia menikah dengan Richard T. Nowak, teman sekelasnya di Akademi Angkatan Laut yang juga bekerja untuk NASA. Selama ini, keluarga dan teman-teman menyaksikan mereka hidup dalam pernikahan yang harmonis, dengan tiga anak. Sebelum meluncur ke angkasa luar, tahun lalu, kepada pers, ia mengatakan bahwa pekerjaannya di NASA kerap membuatnya harus mendahulukan karier. ”Inilah pengorbanan bagi keluarga dan orang-orang di sekitar kita,” tuturnya.

Sungguh ironis. Sembilan belas tahun hidup bersama, kemesraan perkawinannya goyah. Tetangga mereka di Houston kerap mendengar pasangan ini bertengkar dan saling membanting piring. Meski belum sah bercerai, keduanya pun berpisah pada Januari lalu. Ahli robot ini mencoba merajut asmara dengan rekan astronaut lain, William Oefelein. Ia melukiskan relasinya dengan duda dua anak ini ”lebih dari hubungan kerja, tapi masih kurang untuk disebut hubungan romantik”. Tak jelas apakah Tuan Oefelien juga menepuk cinta yang sama.

Belakangan, Nowak mengendus Colleen Shipman—koleganya di NASA yang bekerja sebagai insinyur di Skuadron Pendukung Peluncuran di Patrick Air Force Base, Florida—terlibat kasih dengan pujaan hatinya. Maka terjadilah hal yang mengempaskan nasibnya ke titik nol. Saat muncul di pengadilan di Orlando, Rabu lalu, tak tampak Lisa yang gagah dan tersenyum berseri-seri dengan kostum oranye penerbang—foto resmi dalam situs NASA. Yang terlihat hanyalah seorang wanita pucat, lelah, yang menunduk dan menutup muka dari kilatan kamera.

NASA tak tinggal diam atas kasus yang menimpa 1 dari 97 astronaut aktifnya itu. Michael Coats, Direktur NASA di Johnson Space Center, Houston, mengeluarkan pernyataan resmi: ”Kami di NASA sangat sedih atas terjadinya peristiwa tragis ini.” Maka, meskipun ini adalah kriminal yang tidak ada hubungannya dengan organisasi, NASA pun mengirim atasan Nyonya Nowak, Steve Lindsey, dan rekannya, Chris Ferguson, untuk mendampingi sang terdakwa di persidangan.

Para pensiunan NASA cukup terpukul dengan kasus yang dianggap mencoreng lembaga kebanggaan mereka ini. Banyak yang mempertanyakan proses seleksi psikologi para astronaut NASA di masa kini. Menurut bekas astronaut Jerry Linenger, sungguh berbahaya jika ada orang yang berperilaku seperti Lisa Nowak dalam misi-misi NASA.

Jon Clark, mantan dokter pesawat NASA, mengkritik organisasi itu yang ”tak melakukan evaluasi atas kondisi personal astronaut sebelum dan sesudah misi luar angkasa.” Menurut Clark, NASA baru ribut-ribut soal tes psikiatri dan psikologi jika musibah seperti ini terjadi. Pat Santy, psikiater Universitas Michigan yang terlibat dalam seleksi astronaut NASA, menanggapi dengan sederhana: ”Bagaimanapun, astronaut hanya manusia biasa.”

Selama ini, katanya, NASA selalu tampil sebagai lembaga super. Para astronaut selalu ditampilkan sebagai selebriti layaknya artis Hollywood dan politisi Washington, DC. Yang dipublikasikan hanya berita bagus, sedangkan yang buruk diredam. Kali ini, gambaran astronaut NASA sebagai manusia super pun ambruk di depan publik. Karena itu, ”NASA harus berusaha tampil apa adanya,” tutur Santy.

Bahkan Buzz Aldrin, orang kedua yang menginjakkan kaki di bulan dalam misi Apollo NASA, juga pernah tersaput problema. Ia sempat menjadi alkoholik. Dalam wawancara dengan BBC pada 2001, Aldrin mengakui status selebriti itulah yang menceburkannya jadi seorang pemabuk. ”Ketika Anda mulai tak bisa melakukan apa pun tanpa orang lain tahu, Anda bisa menjadi notorious (terkenal dengan cara yang buruk),” kata Aldrin. Sepulangnya dari bulan, Aldrin diagung-agungkan oleh media massa. ”Saya malah jadi frustrasi dan depresi,” keluhnya. Untunglah, ia kini telah sembuh dari ketergantungan alkohol.

Adapun Nowak dibebaskan dengan jaminan US$ 25.500 (sekitar Rp 255 juta) setelah sidang pertamanya. Dia harus mengenakan alat elektronik yang bisa mendeteksi posisinya, juga dilarang mendekati ataupun mengontak Colleen Shipman, pesaing asmaranya. Donald Lykkebak, pengacara Lisa, mengatakan bahwa tuduhan polisi kepada Lisa sudah dilebih-lebihkan dari fakta sebenarnya. Kliennya tak pernah berusaha membunuh Shipman. Nowak, menurutnya, hanya mengajak Colleen bicara antarperempuan.

Hingga kini Richard Nowak, suami Lisa, tak tentu rimbanya. Rumah mereka di Houston terkunci tak berpenghuni. Baru kemarin keluarga besar Lisa Nowak ”muncul” lewat pernyataan tertulis: ”Melihat kehidupan personal dan profesional Lisa selama ini, kejadian ini sungguh-sungguh di luar karakternya”. Mereka tetap yakin Lisa adalah pribadi yang penuh perhatian dan pengabdian pada anak-anaknya.

Tapi impian Lisa kecil untuk menembus angkasa, yang sejatinya sudah dalam genggaman, terpaksa berdebam jatuh ke bumi.

Andari Karina Anom (BBC, Reuters, Time)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus