INILAH hari-hari media massa Amerika memojokkan Clinton. Pada saat ia membutuhkan dukungan untuk reformasi jaminan kesehatan masyarakat, popularitasnya justru melorot. Hasil pengumpulan pendapat Time dan CNN pekan lalu menyimpulkan, tingkat kepercayaan masyarakat Amerika terhadap Presiden Bill Clinton turun dari 40% pada bulan Januari menjadi 35%. Itulah dampak pemberitaan tentang skandal White Water yang kelihatannya semakin sulit dikontrol. Kasus transaksi jual beli kawasan perumahan wisata di Arkansas oleh pasangan Clinton sepuluh tahun silam itu kini kian banyak makan korban. Pekan lalu, misalnya, belasan pejabat teras Gedung Putih mendapat surat dari pengadilan untuk menjadi saksi dan melindungi barang bukti. Penasihat hukumnya, Bernard Nusbaum, terpaksa mengundurkan diri. Teman dekat dan bekas mentor Hillary Clinton ini dituduh tak becus menangkis tuduhan bahwa pasangan Clinton melanggar hukum dalam skandal White Water. Belakangan, pengungkapan kasus White Water memang menunjukkan bahwa banyak kesalahan dibuat Hillary kendati tak satu pun terbukti sebagai tindakan kriminal. "Ini bukan skandal, hanya sebuah transaksi yang gagal," kata sarjana hukum lulusan Universitas Yale ini kepada Newsweek. Celakanya, hasil penelusuran media massa Amerika menunjukkan, kasus White Water tak semata soal transaksi. Kegiatan Hillary sebagai pengacara berbagai perusahaan sekaligus istri jaksa -- lalu Gubernur Arkansas -- diungkit pula. Apakah itu etis atau adakah pelanggaran kekuasaan? Hal ini sekarang sedang diusut oleh penyidik independen Robert Fiske, pengacara terkenal yang ditunjuk pihak yudikatif atas desakan Kongres. Tugasnya antara lain mencari tahu apakah Bank Madison Guaranty yang kini telah bangkrut itu mengalirkan sebagian dana nasabahnya buat membayar utang kampanye Clinton untuk pemilihan Gubernur Arkansas tahun 1984. Juga apakah pasangan Clinton melakukan penggelapan pajak atas penjualan rumah dan tanahnya di White Water. Kalaupun dalam semua persoalan zaman baheula itu terbukti tak ada pelanggaran hukum, masih ada soal lain. Penanganan kematian wakil penasihat hukum Vince Foster, yang bunuh diri bulan lalu, mengundang pertanyaan pula. Itu terutama karena Foster adalah penasihat hukum Clinton untuk soal White Water. Juga pengunduran diri Webster Hubbell, orang kedua di departemen kehakiman, 14 Maret lalu. Teman dekat Clinton ini bilang tak tersangkut kasus itu. Semua ini membuat popularitas Hillary melorot. Menurut Newsweek, pendukungnya turun dari 50% bulan lalu menjadi 38%. Yang tak menyukainya bertambah dari 29% menjadi 42%. Musuh politik Clinton pun mengarahkan tudingan pada Hillary, yang dikenal sebagai dalang penyusunan sistem jaminan kesehatan itu. Tudingan itu tentu mengundang kemarahan Clinton. "Saya percaya, sayalah orang yang paling mengenal istri saya," katanya sambil menggedor meja berkali-kali. "Saya belum pernah mengenal seseorang yang begitu mengenal perbedaan antara salah dan benar seperti istri saya." Dan untuk membuktikan hal ini, pasangan Clinton memutuskan membuka semua informasi kepada Robert Fiske. Tampaknya, memang tak ada pilihan lain. Soalnya, pengumpulan pendapat Newsweek mencatat, 64% masyarakat Amerika berkesimpulan pasangan Hillary dan Clinton telah melakukan pelanggaran hukum. Upaya mengubah citra ini jelas bukan hal mudah. Tapi jangan lupa, popularitas Clinton selama ini memang selalu naik turun. Yang penting, bagaimana posisinya di saat pemilihan umum dua tahun lagi.Bambang Harymurti (Washington, D.C.)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini