Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan pangan PBB akan membuat sistem pangan dunia lebih berkelanjutan dalam tahun ini agar industri pangan dan pertanian dapat menyelaraskan dengan tujuan dunia untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius, kata Wakil Direktur Organisasi Pangan dan Pertanian Zitouni Ould-Dada kepada Reuters di sela-sela pembicaraan iklim COP27 di Mesir, Kamis, 10 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berharap, rencana tersebut bisa seperti yang dibuat Badan Energi Internasional untuk mendorong investasi ke perusahaan, proyek dan teknologi di sektor energi yang selaras dengan tujuan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini sangat dibutuhkan karena untuk sektor energi ada peta jalan yang jelas yang benar-benar menarik banyak investor... tetapi untuk pertanian kita tidak memiliki peta seperti itu," kata Ould-Dada.
Lebih dari empat puluh investor yang mengelola gabungan $18 triliun mendesak FAO membuat rencana untuk mengekang emisi di sektor ini, yang sering diabaikan dalam perdebatan pemanasan global namun merupakan salah satu sumber terbesar emisi perusak iklim.
Karena invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong lonjakan harga pangan secara global, memperparah kerawanan pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim, delegasi di konferensi tersebut lebih terbuka untuk membahas masalah tersebut, kata Ould-Dada.
"Belum pernah ada perhatian sebesar ini pada pangan dan pertanian sebelumnya. COP ini pasti salah satunya."
Inisiatif tersebut telah menarik dukungan dari mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan mantan kepala badan iklim PBB Christiana Figueres, dan perlahan-lahan mendapatkan perhatian dari beberapa pemerintah, kata Ould-Dada menambahkan.
Produksi makanan menyumbang sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca global dan merupakan ancaman utama bagi 86% spesies dunia yang terancam punah, sementara peternakan sapi bertanggung jawab atas tiga perempat hilangnya hutan hujan Amazon.
Investor berharap peta jalan tersebut akan memberikan panduan tentang hal-hal seperti batas emisi metana, dan dukungan untuk memastikan 'Transisi yang Adil' bagi petani, kata Jeremy Coller, ketua Inisiatif FAIRR, penyelenggara kampanye yang dipimpin investor.
Peternakan menyumbang hampir sepertiga dari emisi metana global terkait dengan aktivitas manusia, yang dilepaskan dalam bentuk sendawa ternak, pupuk kandang, dan budidaya tanaman pakan.
"Kami menyambut baik komitmen FAO untuk menghasilkan peta jalan pangan dan pertanian yang akan memberikan kejelasan sangat dibutuhkan baik bagi perusahaan maupun investor, yang akan memungkinkan perusahaan merencanakan transisi dan investor menilai risiko dan peluang investasi," kata Coller.
Reuters