Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Akademisi Hubungan Internasional dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau, Ady Muzwardi menyarankan Indonesia mencari bantuan pedanaan dari negara lain, paska-ditutupnya Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). Peran USAID penting di Indonesia terutama dalam memberikan bantuan kesehatan dan pendidikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"USAID juga peluang Indonesia mendapatkan anggaran dibidang misalnya penyelamatan ekosistem hingga peningkatan pemberdayaan masyarakat lokal," kata Ady yang juga Ketua Jurusan Sosiologi dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Rabu, 12 Februari 2025, saat dihubungi Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ady mengatakan dipotongnya anggaran USAID berpengaruh besar ke Indonesia. Pasalnya selama ini banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terbantu.
"Belakangan memang sudah ada LSM yang kemudian tutup, karena tidak ada kegiatan lagi, memang efeknya besar, karena USAID keluarkan dana besar untuk Indonesia," kata dia.
Menurut Ady mau tidak mau pemerintah Indonesia di bawah Presiden RI Prabowo Subianto harus mencari bantuan lain. Apalagi kondisi sekarang Amerika Serikat sedang mengalami gangguan keuangan. Dengan ditutupnya USAID, berarti ada penurunan kualitas intensitas kerjasama Amerika Serikat dengan negara lain termasuk dengan Indonesia. Dengan begitu, langkah Presiden Prabowo mendekati negara besar lainnya seperti Cina, Rusia dan yang terbaru Turki adalah langkah yang tepat.
"Apalagi negara besar itu juga memiliki kepentingan yang memang bisa kita alokasikan dalam program kita," kata dia.
Anggota Parlemen Amerika Tolak USAID Ditutup
Sebelumnya, sekelompok anggota parlemen Amerika Serikat dari partai Demokrat pada Selasa, 11 Februari 2025, meluncurkan RUU untuk mencegah pembubaran USAID oleh pemerintahan Presiden Trump.
Seperti dilansir Anadolu pada Rabu 12 Februari 2025, Undang-Undang Perlindungan Keamanan Nasional AS menegaskan kembali bahwa setiap reformasi USAID “harus mematuhi hukum yang berlaku dan tidak merugikan soft power Amerika.
"Selama 10 hari terakhir, Elon Musk dan DOGE telah menutup situs web USAID, menutup kantor pusatnya, merumahkan ribuan staf, dan mengeluarkan perintah penghentian pekerjaan pada sebagian besar bantuan asing – termasuk bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa," kata Anggota Kongres Sara Jacobs, yang mengajukan RUU tersebut, dan didukung 15 Demokrat lainnya.
Sesuai saran Musk, yang mengepalai Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), pemerintah Trump mulai menutup operasional USAID baik di dalam maupun luar negeri. Hal itu menyebabkan gangguan luas dalam program bantuan global dan memengaruhi banyak organisasi non-pemerintah dan organisasi media yang bergantung pada pendanaan USAID.
USAID didirikan oleh Presiden John F. Kennedy pada 1961. Kemudian, Kongres AS menetapkan USAID sebagai badan independen. Oleh karena itu, presiden mengharuskan adanya tindakan Kongres untuk menghapusnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini