Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Mesir Tolak Kunjungi Gedung Putih Jika Trump Nekat Usir Warga Gaza

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi tidak akan mengunjungi Gedung Putih jika Presiden AS Donald Trump berkukuh mengusir warga Palestina dari Gaza

13 Februari 2025 | 07.00 WIB

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menghadiri pertemuan KTT BRICS di Kazan, Rusia, 23 Oktober 2024. Alexander Nemenov/Pool via Reuters
Perbesar
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menghadiri pertemuan KTT BRICS di Kazan, Rusia, 23 Oktober 2024. Alexander Nemenov/Pool via Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi tidak akan melakukan perjalanan ke Washington untuk melakukan pembicaraan di Gedung Putih, jika agendanya mencakup rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dari Gaza. Hal ini diungkapkan dua sumber keamanan Mesir pada Rabu kepada Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam percakapan telepon antara Trump dan Sisi pada tanggal 1 Februari, presiden AS menyampaikan undangan terbuka kepada Sisi untuk mengunjungi Gedung Putih, kata kepresidenan Mesir sebelumnya. Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk kunjungan semacam itu, kata seorang pejabat AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kantor Kepresidenan dan Kementerian Luar Negeri Mesir tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Trump telah membuat marah dunia Arab dan dunia Muslim dengan rencana mengusir lebih dari 2 juta warga Palestina dari Jalur Gaza secara permanen. Ia mengklaim kendali AS atas Gaza dan akan mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah". Dia juga menuntut Mesir dan Yordania—yang menerima bantuan militer besar AS—untuk menerima warga Palestina yang akan diusir.

Dia membahas rencana tersebut saat kunjungan Raja Yordania Abdullah II ke Gedung Putih pada Selasa. Raja Abdullah II tampak tidak nyaman selama pertemuan dengan Trump di Gedung Putih pada, di mana terdapat pembahasan soal Gaza.

Mesir, salah satu penerima bantuan militer AS terbesar, berbatasan dengan Jalur Gaza. Sisi telah berulang kali mengatakan bahwa Mesir tidak akan pernah berpartisipasi dalam perpindahan besar-besaran warga Palestina melintasi perbatasan.

Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengunjungi Washington minggu ini. Sumber-sumber Mesir mengatakan salah satu tujuan kunjungannya adalah untuk menghindari kunjungan presiden yang berpotensi menimbulkan konflik.

Menurut sumber-sumber Mesir, Abdelatty diberitahu selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahwa rencana pengusiran akan dibahas jika Sisi berkunjung.

Abdelatty menjawab bahwa pertemuan seperti itu tidak ada gunanya, dan diskusi apa pun harus membahas rencana Mesir untuk membangun kembali Gaza, kata sumber tersebut. Mesir mengatakan rencananya akan "memastikan warga Palestina tetap berada di tanah mereka".

BANTUAN MILITER

Kerja sama erat Mesir dengan Amerika Serikat telah menjadi landasan kebijakan Washington di Timur Tengah selama beberapa dekade. Sejak perjanjian damai yang ditengahi AS antara Israel dan Mesir lebih dari empat dekade lalu, Mesir secara konsisten menjadi salah satu penerima bantuan militer AS terbesar, selain Israel.

Sumber-sumber Mesir mengatakan Rubio tidak mengulangi ancaman Trump sebelumnya kepada Abdelatty untuk menarik bantuan militer dan bantuan lainnya. Namun, ia mendesak Mesir untuk mempertimbangkan rencana Trump.

Tahun lalu, Amerika mengalokasikan US$1,3 miliar bantuan militer ke Mesir, dan pada Desember Amerika menyetujui potensi penjualan senjata senilai lebih dari US$5 miliar.

“Tidak ada pemasok yang bisa menandingi Amerika, itulah sebabnya Mesir telah lama dengan senang hati mempertahankan hubungan ini, namun hal itu tidak akan mengorbankan kepentingan nasional mereka sendiri,” kata H.A. Hellyher, peneliti senior di Royal United Services Institute.

Sisi telah berulang kali mengatakan Mesir tidak akan pernah memfasilitasi pengusiran warga Palestina dari Gaza, yang menurut Kairo merupakan ancaman serius terhadap keamanan Mesir, termasuk dengan membiakkan ekstremisme dan memberikan dalih untuk serangan Israel di masa depan, serta ketidakadilan terhadap warga Palestina.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus