Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa Bangsa disingkat PBB menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia. Tema tahun ini menyoroti pekerjaan layak dan perlindungan sosial, menerapkan martabat bagi semua orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun telah terjadi penurunan kemiskinan yang berkelanjutan selama beberapa dekade, periode krisis dan guncangan yang tumpang tindih mengakibatkan tiga tahun kemajuan hilang antara 2020 dan 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, hampir 700 juta orang di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan ekstrem, bertahan hidup dengan kurang dari $2,15 per hari.
Menurut PBB, kemiskinan ekstrem terkonsentrasi di tempat-tempat yang paling sulit untuk dihapuskan, yaitu di antara negara-negara yang paling tidak berkembang, di daerah yang terkena konflik, dan di daerah pedesaan yang terpencil.
Diperkirakan bahwa hampir 600 juta orang akan tetap berjuang dengan kemiskinan ekstrem pada tahun 2030, dan dunia tidak akan mencapai tujuan global untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun tersebut.
Kemiskinan juga sangat terkait dengan ancaman eksistensial perubahan iklim. Jutaan orang yang hidup dalam kemiskinan tinggal di daerah yang sangat terpapar banjir, siklon, kekeringan, panas ekstrem, atau peristiwa cuaca ekstrem lainnya.
Definisi Kemiskinan Menurut PBB
Menurut PBB, kemiskinan melibatkan lebih dari sekadar kurangnya pendapatan dan sumber daya produktif untuk menjamin mata pencaharian yang berkelanjutan.
Manifestasinya termasuk kelaparan dan malnutrisi, akses terbatas ke pendidikan dan layanan dasar lainnya, diskriminasi sosial dan pengecualian, serta kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Pada tahun 2015, lebih dari 736 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan internasional. Sekitar 10 persen dari populasi dunia (sebelum pandemi) hidup dalam kemiskinan ekstrem dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan paling dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan akses ke air dan sanitasi, untuk beberapa contoh.
Upaya PBB untuk Mengatasi Kemiskinan
PBB menyatakan bahwa mengakhiri kemiskinan adalah tantangan global yang memerlukan pendekatan multifaset. Negara-negara tidak dapat secara memadai mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan tanpa juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk melalui akses yang lebih adil ke kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar. Pemberdayaan perempuan, anak perempuan, dan pemuda akan memaksimalkan dampak di seluruh komunitas dan generasi.
Pembuat kebijakan harus meningkatkan upaya untuk mengembangkan ekonomi mereka sambil melindungi orang dan keluarga yang paling rentan. Ini termasuk memperkuat investasi dalam sistem perlindungan sosial.
Kemiskinan adalah masalah global yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang multifaset. PBB telah mengidentifikasi pekerjaan layak, perlindungan sosial, dan investasi dalam kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dasar sebagai solusi untuk mengurangi kemiskinan.
UN.ORG
Pilihan editor: Kilas Balik Penetapan 17 Oktober Hari Pengentasan Kemiskinan Sedunia oleh PBB