Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Denmark menjadi negara pertama di dunia yang mengeluarkan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dari kampanye vaksinasi mereka. Dikutip dari Channel News Asia, otoritas kesehatan Denmark mengambil keputusan itu karena keterkaitan teknologi vaksin Johnson & Johnson dengan pembekuan darah.
Penolakan vaksin Johnson & Johnson ini juga yang kali kedua untuk Denmark. Bulan April lalu, mereka mengeluarkan vaksin AstraZeneca dari kampanye vaksinasinya. Alasannya sama, mereka khawatir teknologi yang dipakai AstraZeneca berpotensi menimbulkan kasus pembekuan darah walau langka.
"Manfaat yang ditawarkan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson tidak melebihi resiko efek samping yang bisa diderita penerimanya," ujar Otoritas Kesehatan Denmark, Senin kemarin waktu setempat, 3 Mei 2021.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, teknologi yang dipakai oleh Johnson & Johnson dan AstraZeneca adalah sama. Kedua vaksin COVID-19 tersebut menggunakan teknologi Adenovirus. Vaksin berteknologi Adenovirus menekankan pada modifikasi virus agar protein yang dimilikinya mampu membentuk imun untuk melindungi penerima dari virus sesungguhnya.
Teknologi itu menjadi sorotan bulan lalu ketika beberapa kasus pembekuan darah muncul pada penerima vaksin Johnson & Johnson serta AstraZeneca. Adapun kasus muncul pada kelompok usia dewasa, di bawah usia lansia. Beberapa negara, tidak hanya Denmark, sampai menunda penggunaan kedua vaksin.
Botol dan jarum suntik terlihat di depan logo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 11 Januari 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Otoritas Kesehatan Denmark tidak menyangkal pengeluaran vaksin Johnson & Johnson bakal berdampak terhadap kampanye vaksinasi COVID-19 mereka. Perkiraan Denmark, kampanye vaksinasi mereka bakal terdampak selama empat pekan untuk mencari vaksin COVID-19. Sebab, vaksin Johnson & Johnson mengcover 30 persen dari total pengadaan vaksin mereka.
Secara terpisah, Parlemen Denmark pada Senin kemarin memutuskan untuk mengizinkan penggunaan vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca untuk digunakan secara sukarela. Namun, resiko harus ditanggung sendiri oleh penerima.
Sejauh ini, Denmark telah menyuntikkan vaksin COVID-19 terhadap 11,5 persen populasinya. Seiring dengan hal tersebut, kegiatan ekonomi mulai digelar kembali sejak Maret lalu. Hal itu mulai dari restoran, kafe, hingga stadion olahraga.
Baca juga: Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Kembali Didistribusikan di Eropa
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini