Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mempertanyakan kredibilitas komunitas internasional. Sebab, mereka tidak dapat mengambil tindakan efektif apa pun untuk menghadapi sikap keras Israel yang terus-menerus berpenduduk di atas tanah Palestina dan Arab.
Dalam video pidatonya di Sidang Umum PBB ke-75, Emir Qatar menuduh Israel telah melakukan pelanggaran mencolok terhadap resolusi internasional dan solusi dua negara. Padahal. dua hal itulah yang disepakati oleh komunitas internasional.
“Komunitas internasional hanya bersiaga saja, tidak dapat mengambil tindakan efektif apa pun untuk menghadapi sikap keras pemimpin Israel, pendudukan terus-menerus atas tanah Palestina dan Arab, pemberlakuan pengepungan yang mencekik di Jalur Gaza, dan kebijakan permukiman yang meluas," ujar Al Thani, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Rabu, 23 September 2020.
“Perdamaian hanya dapat dicapai jika Israel sepenuhnya berkomitmen pada kerangka acuan dan resolusi internasional yang diterima oleh negara-negara Arab yang menjadi dasar dari Prakarsa Perdamaian Arab,“ tambahnya.
Prakarsa Perdamaian Arab adalah rencana yang diajukan oleh Arab Saudi pada tahun 2002 lalu. Rencana tersebut menyerukan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan untuk diakhirinya pendudukan wilayah Palestina serta pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Menurut Al Thani, Israel sedang mencoba untuk memangkas parameter tersebut. Dengan begitu, pengaturan apa pun tidak akan memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mencapai perdamaian di Timur Tengah.
“Kegagalan menemukan solusi yang adil untuk perjuangan Palestina serta soal permukiman Israel Inilah yang menimbulkan pertanyaan terbesar tentang kredibilitas komunitas internasional dan lembaganya,“ ujar Al Thani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diberitakan sebelumnya, Israel tengah disorot karena keberhasilannya melakukan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab serta Bahrain. Dibantu Amerika, normalisasi tersebut menimbulkan kegemparan di Timur Tengah. Beberapa negara Arab menganggap normalisasi itu sebagai pengkhianatan terhadap upaya Palestina untuk menyelesaikan konflik wilayah kedaulatan dengan Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabar terbaru, Palestina telah memutuskan untuk keluar dari kepengurusan Liga Arab akibat normalisasi hubungan Israel. Mereka merasa dikhianati berkali-kali sehingga merasa perlu keluar dari Liga Arab sebagai bentuk protes.
FARID NURHAKIM | AL JAZEERA
Sumber:
https://www.aljazeera.com/news/2020/9/22/at-un-qatar-emir-questions-world-inaction-on-israeli-occupation