BAPAK bom hidrogen Uni Soviet, Andrei Dmitriyevich Sakharov, 63, yang mogok makan sejak awal Mei lalu, kini bagaikan lambang kemanusiaan sedunia. Tapi keselamatannya sendiri diliputi teka-teki. Kabar terakhir dari Moskow mengatakan, kesehatan ahli fisika nuklir, pemenang Hadiah Nobel perdamaian 1975 ini, "lumayan". Sakharov tak diizinkan meninggalkan Rusia konon karena dia tahu banyak rahasia persenjataan negaranya. Setelah Kremlin mencopot semua gelar kehormatan yang pernah diterimanya - karena kampanye kemanusiaan - Januari 1980 Sakharov disingkirkan ke Gorky, kota industri yang tertutup bagi orang asing, 400 kilometer di timur Moskow. Penolakan pemerintah Uni Soviet terhadap permintaan istrinya, Yelena G. Bonner, 60, untuk berobat ke Barat, diprotes Sakharov dengan mogok makan sejak 2 Mei lalu. Yelena menderita gangguan jantung. Kini dia pun dilarang meninggalkan Gorky, setelah polisi menuduhnya terlibat dalam agitasi antiSoviet. Terakhir, sumber di Moskow menyebutkan bahwa kesehatan Sakharov membaik. Setelah dia tak lagi berada di apartemennya - sejak 7 Mei - Sakharov kabarnya dirawat di sebuah klinik biasa di Gorky. Mogok makan yang dia lancarkan sekarang adalah yang kedua kalinya dan berjalan lebih lama. Yang pertama, akhir ]91, aksi puasa Sakharov dan Bonner bertujuan memperjuangkan izin bagi menantu perempuan mereka agar dapat meninggalkan negeri itu. Tuntutan Ini diluluskan setelah mogok makan berlangsung 17 hari. Pada hari ke-13 keduanya sudah harus dirawat di rumah sakit. Tapi dalam kasus Yelena tampaknya Kremlin tak hendak mengalah. Dan belakangan, malah perhatian dunia seakan-akan hendak dibelokkan Soviet, dari keprihatinan akan nasib Sakharov ke isu tentang Yelena, yang disebut sebagai perempuan yang "ingin menang sendiri". Tuduhan itu disiarkan oleh Izvestia, surat kabar harian milik pemerintah. Dia, begitu Izvestia, berpikiran dangkal, siap menjual dan mengkhianati siapa saja - termasuk nyawa suaminya - untuk keuntungan dirinya sendiri. Bahkan sebelum ini, kantor berita Tass menyebutkan, alasan berobat ke Barat bagi Ny. Bonner hanyalah sekadar dalih untuk dapat keluar dari negeri itu. Sakharov sendiri tidak yakin akan hasil pengobatan di negeri sendiri. Dalam suratnya kepada direktur Federasi llmuwan Amerika, Jeremy J. Stone, Januari silam, Sakharov menyatakan, perawatan di Rusia tak akan menolong, bahkan berbahaya. "Segala kemungkinan bisa menimpa dirinya," tulis Sakharov. Sebelumnya, Soviet juga menuduh tiga diplomat AS di Moskow terlibat dalam kampanye anti-Soviet, dan merencanakan suaka politik bagi Yelena ketika suaminya melancarkan "puasa-protes". Tuduhan ini dibantah kedubes AS sembari ditegaskan bahwa sejak 12 April sama sekali tak ada kontak dengan istri ilmuwan itu, serta tak pernah diterima kabar setelah Sakharov mogok makan. Moskow kini menjadi perhatian dunia untuk masalah yang oleh PM Jerman Barat Helmut Kohl disebut sebagai tragedi kemanusiaan itu. Presiden AS Ronald Reagan menyerukan agar Sakharov diberi kebebasan. Usaha yang sama juga dilakukan Paus Yohannes Paulus 11, dan pekan lampau Parlemen Eropa meliputi 10 negara anggota MEE - menyetulul resolusi yang mendesak Moskow agar mengizinkan Sakharov dan istrinya berobat ke Barat. Beberapa demonstrasi- di Barat dilancarkan untuk tujuan yang sama pada hari ulang tahun Sakharov yang ke-63, 21 Mei lampau. Enam perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat Juga menyerukan kebebasan buat ahli fisika ini. Tapi, Sakharov, yang oleh Moskow dibiarkan hidup tanpa kebebasan, tampaknya tidak akan menyerah begitu saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini