Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dwitunggal mahathir-musa

Sidang umum umno (organisasi nasional persatuan malaya) berakhir dengan mendukung mahathir sebagai pimpinan anwar ibrahim ketua pemuda umno, dan datuk musa hitam sebagai jabatan deputi ketua umno. (ln)

2 Juni 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIDANG umum UMNO (Organisasi Nasional Persatuan Malaya) telah berakhir Sabtu pekan silam dengan hasilhasil yang lebih mendukung kepemimpinan PM Mahathir Mohamad. Anwar Ibrahim, yang terpilih kembali sebagai ketua Pemuda UMNO, dan Datuk Musa Hitam, yang merebut suara terbanyak untuk jabatan deputi ketua UMNO, keduanya adalah orang kepercayaan Mahathir. Begitu pula Datin Rafidah Aziz yang memenangkan jabatan ketua Wanita UMNO. Sidang umum kali ini dianggap paling menentukan, bukan hanya karena partai yang berkuasa di Malaysia ini baru saja menghadapi banyak "tudingan" seperti yang terjadi ketika isu amendemen UUD sedang ramai-ramainya. Tapi juga disebabkan gaya kepemimpinan Mahathir yang kadang terlalu maju, hingga banyak juga orang bertanya, "Apakah negeri ini cukup slap untuk mendukung rencana-rencananya." Posisi Mahathir ternyata tidak tergoyahkan. Sebagai ketua ia unggul tanpa tandingan. Selama masa kampanye, justru para Fengamat meramalkan akan terjadi pertarungan segitiga yang sengit untuk memperebutkan jabatan deputi ketua UMNO. Dua calon kuat, Wakil PM Datuk Musa Hitam dan Menteri Keuangan Tengku Razaleigh Hamzah, sudah berhadapan sejak sidang umum tiga tahun silam. Sekarang muncul penantang baru, bekas menteri besar Selangor Datuk Harun Idris, tokoh populer yang pernah dipenjarakan karena tuduhan korupsi. Bagi 1.258 utusan yang mewakili 1,1 juta anggota UMNO, ketiga tokoh tadi sudah tidak asing lagi. Kecenderungan untuk mempertahankan pola kepemimpinan, yang sekarang mengakibatkan pertarungan, yang semula diduga akan seru, justru berjalan mulus. Musa Hitam menang mudah, berhasil mengumpulkan 744 suara, sedangkan Razaleigh 501 suara, sementara Harun Idris jauh tercecer di belakang dengan 34 suara. Kemenangan yang cukup meyakinkan ini telah menempatkan Musa Hitam sebagai pendamping Mahathir yang tidak bisa diragukan lagi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, deputi ketua partai yang berkuasa otomatis menjabat wakil perdana menteri. Di pihak lain, Tengku Razaleigh menerima kekalahannya secara jantan. "Walaupun ada kubu dan klik dalam tubuh partai, saya akan tetap memperjuangkan persatuan antara sesama anggota dan memberikan dukungan saya pada Perdana Menteri dan wakilnya," demikian pernyataan pangeran yang sangat berpengaruh di daerah asalnya, Kelantan. Kekalahannya yang kedua kali dari Musa Hitam ini diduga akan menggesernya dan pentas politik. Harun Idris, yang dibebaskan tiga tahun berselang, dalam kampanye menuduh Mahathir tak ubahnya diktator dan memerintah tanpa konsultasi yang layak dengan Dewan Tertinggi UMNO. Serangan Datuk Harun ini bukanlah tidak berdasar, karena Mahathir, yang dianggap selalu ingin serba cepat itu, banyak menimbulkan keresahan di kalangan UMNO sendiri. Tapi muslihat Harun tidak mengena ke sasaran. Pamornya lenyap, dan, meskl tuJuannya mencalonkan diri adalah demi "keutuhan partai", suara Harun tidak bergema lagi. Tapi bukan hanya Datuk Harun yang gagal. Jago tua lain, Tan Sri Gazalie, juga tidak terpilih lagi sebagai anggota Dewan Tertinggi UMNO. Menlu yang selamat dari kecelakaan pesawat terbang, sementara pllotnya tewas, tiga tahun lalu, tersingkir bersama-sama tiga tokoh lain: Menteri Kesejahteraan Datin Paduka Aishah Ghani, Menteri Pertanian Datuk Manan Othman, dan dubes Malaysia di Indonesia Datuk Mohammed Rahmat. Adapun Dewan Tertinggi berfungsi sebagai dapur partai, yang menggodok semua garis besar kebijaksanaan partai dan ikut ditanya pendapatnya dalam hal yang menyangkut keputusan pemerintah. Dengan selesamya sldang umum, UMNO kembali mengukuhkan diri, dan siap memasuki tahap baru dalam perjuangannya sebagai partai terbesar dalam koalisi Barisan Nasional. Kepada semua tokoh UMNO, Mahathir menyerukan supaya melupakan persaingan dan mulai bekerja keras untuk UMNO. "Jika hanya yang menang bekerja untuk partai sedang yang kalah tidak, maka hal semacam ini pantas kita cemaskan," ucapnya. Satu hal lain yang patut juga dicatat ialah kesediaan Mahathir untuk mundur bilamana pengabdiannya sudah tidak diperlukan lagi. Barangkali ini awal sebuah tradisi kepemimpinan yang perlu dltunggu bagaimana pelaksanaannya kelak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus