Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dianggap Kontroversial, Perayaan Hari Valentine di 5 Negara Ini Terlarang?

Tidak semua kalangan merayakan Hari Valentine. Di beberapa tempat, perayaan tersebut dianggap kontroversial.

10 Februari 2025 | 04.00 WIB

Momen 14 Februari yang diperingati sebagai Hari Valentine. Rayakan momen ini dengan mendapatkan promo valentine yang menarik berikut. Foto: Canva
Perbesar
Momen 14 Februari yang diperingati sebagai Hari Valentine. Rayakan momen ini dengan mendapatkan promo valentine yang menarik berikut. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari diklaim telah menjadi tradisi global. Pada perayaan tersebut, banyak pasangan menghabiskan waktu bersama untuk menyatakan rasa kasih sayang. Untuk memanfaatkan momentum, banyak toko menjual bunga mawar merah dan hadiah guna diberikan kepada pasangan. Namun, tidak semua kalangan menyambutnya dengan antusiasme yang sama. Beberapa faktor seperti agama, budaya, dan sosial yang menyebabkan perbedaan persepsi pada perayaan hari valentine

Lantas, di mana saja hari valentine dianggap kontroversial? Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa di antaranya:

1. Afghanistan 

Taliban melarang perayaan Hari Valentine di negara Afghanistan. Menurut Taliban, perayaan Hari Valentine merupakan agenda yang tidak Islami dan bukan bagian dari kebudayaan Afghanistan. Hal tersebut telah ditekankan oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan lewat sebaran poster berisi peringatan yang ditempel di toko yang menjual hadiah Hari Valentine.

Untuk semakin mencegah agar warganya merayakan Hari Valentine, Afghanistan menugaskan petugas berpatroli menggunakan seragam putih yang diikuti oleh pengawal bersenjata. Para penjual karangan bunga mawar merah harus menghadapi kenyataan bahwa tidak ada pembeli yang berani merayakan Hari Valentine.

2. Pakistan

Pemerintah Pakistan melarang acara dan liputan media yang mempromosikan dan memberitakan acara perayaan kasih sayang di Hari Valentine. Regulator media Pakistan mengatakan bahwa saluran televisi dan stasiun radio juga dilarang menyiarkan program yang berkaitan dengan Hari Valentine sesuai kebijakan Pengadilan Tinggi Islamabad.

Menurut pemerintah Pakistan, Hari Valentine merupakan budaya yang datang dari Barat dan melanggar ajaran Islam. Hari Valentine dianggap erat kaitannya dengan agama Kristen, berbeda dengan Pakistan yang mayoritas beragama Islam. Sebelumnya, Presiden Pakistan Mamnoon Hussain turut mengatakan bahwa Hari Valentine mengancam nilai-nilai Pakistan sehingga harus dilarang.

3. Indonesia

Pemerintah Indonesia memberlakukan berbagai kebijakan yang menegaskan ketidakterbukaan pada perayaan Hari Valentine. Menurut Reuters, Majelis Ulama Islam tertinggi di Indonesia mengungkapkan Hari Valentine telah dilarang oleh hukum Islam pada 2021. Menurut lembaga tersebut, Hari Valentine bertentangan dengan budaya dan ajaran Islam.

Di Surabaya, pejabat kota terbesar kedua di negara tersebut memerintahkan agar lembaga pendidikan melarang siswanya merayakan Hari Valentine untuk mencegah tindakan asusila. Sementara itu, pemerintah Makassar meminta agar polisi menggerebek minimarket dan menyita kondom untuk mencegah remaja berhubungan seks. Penggerebekan tersebut dilakukan saat muncul laporan bahwa minimarket telah menjual kondom dalam jumlah yang tidak wajar pada Hari Valentine.

4. Malaysia

Dengan memiliki jumlah penduduk yang mayoritas beragama Islam, para politisi Malaysia memprotes perayaan Hari Valentine sebagai bagian dari norma sosial berdasarkan CNA. Departemen Pengembangan Islam Malaysia selama bertahun-tahun menekankan umat Islam di Malaysia untuk tidak merayakan acara tersebut karena bukan bagian dari budaya Islam.

Dilansir dari Antara, Malaysia tidak segan memberlakukan penggerebekan terhadap hotel dan taman umum sejak sebelum Hari Valentine untuk mencegah warganya merayakan Hari Valentine. Dalam agenda tersebut, Malaysia juga melakukan penahanan kepada seluruh warga yang tertangkap berduaan bersama lawan jenis di lokasi penggerebekan, kecuali pasangan menikah.

5. Arab Saudi

Komisi Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan di Arab Saudi sebelumnya memberlakukan larangan terhadap penjualan mawar merah dan melarang toko-toko di negara tersebut untuk memamerkan benda-benda khas perayaan Hari Valentine menjelang 14 Februari. Hal tersebut dikarenakan Arab Saudi merupakan negara Islam sehingga melarang kegiatan yang dianggap tidak sesuai ajaran Islam. Namun, komisi yang saat ini melarang perayaan Hari Valentine tersebut telah dihapuskan. Atas hilangnya komisi tersebut, maka pembatasan yang diberlakukan Arab Saudi lambat laun melonggar. 

Yon Yoseph berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Apa itu Black Day yang Diperingati Setiap 14 April di Korea?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus