Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BEIJING - Dengan jutaan masker, pinjaman berbunga rendah, hingga bantuan tim medis, Cina berusaha memperbaiki citra mereka yang hancur lebur akibat kesalahan langkah awal negara itu dalam menangani virus corona baru yang kini menjadi pandemi global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah kasus Covid-19 pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Cina, pada Desember tahun lalu, Beijing kini berhasil menekan penyebarannya. Bahkan kasus-kasus penularan domestik berkurang menjadi nol pada Kamis lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun wabah ini justru tengah melanda negara-negara lain. Dengan lebih dari 242 ribu kasus infeksi dan hampir 10 ribu kematian secara global hingga kemarin, epidemi ini mengejutkan dunia. Pandemi ini bahkan dinilai setara dengan periode kelam seperti Perang Dunia II, krisis keuangan 2008, dan flu Spanyol 1918.
Dalam beberapa pekan terakhir, Beijing menghujani negara-negara Eropa yang sedang berjuang mengatasi Covid-19 dengan bantuan yang disebut-sebut sebagai "diplomasi masker" ala Negara Tirai Bambu.
Mereka juga menyumbangkan ratusan ribu masker bedah dan alat tes ke Filipina dan Pakistan, mengirim tim medis ke Iran dan Irak, hingga memperpanjang pinjaman US$ 500 juta untuk membantu Sri Lanka memerangi virus mematikan tersebut.
Presiden Xi Jinping menjanjikan bantuan kepada Italia dan Spanyol, yang terpukul paling parah, dalam panggilan telepon dengan perdana menteri kedua negara tersebut. Dua tim medis Cina pun segera dikirim ke Italia.
Italia sekarang menjadi negara yang paling terpukul kedua di dunia dengan lebih dari 35 ribu kasus. Jumlah kematian mereka kemarin bahkan melampaui Cina, dengan 3.405 orang meninggal. Adapun Cina mencatatkan 3.245 kematian sejak Januari lalu.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan di Twitter pekan ini bahwa Cina akan "segera" mengirim dua juta masker ke Eropa. Dia menyatakan terima kasihnya kepada Perdana Menteri Li Keqiang.
Dia mengatakan Uni Eropa membantu Cina pada Januari lalu dengan menyumbangkan peralatan dan mencuit: "Hari ini, kami berterima kasih atas dukungan Cina."
Beijing juga mengirim peralatan medis ke Serbia minggu ini setelah ada permohonan bantuan. "Ternyata tanpa Anda, Eropa hampir tidak dapat mempertahankan diri," ujar Presiden Serbia Aleksandar Vucic kepada Beijing.
Dia mengatakan negara itu telah menunggu "saudara-saudara Cina"-nya. Xinhua melaporkan lebih banyak bantuan dan tim dokter dari Tiongkok akan tiba di Serbia dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Jack Ma, orang terkaya Tiongkok, menyumbangkan dua juta masker untuk didistribusikan ke seluruh Eropa. Sumbangan itu telah tiba di Belgia, Spanyol, dan Italia. Satu juta masker lainnya, yang dikirim Cina pada Rabu lalu, menuju Prancis.
Karena Amerika Serikat tengah berjuang melawan Covid-19 di wilayahnya, analis mengatakan Cina kini memposisikan diri sebagai pemimpin global alternatif.
"Sekarang, pada saat pemerintah Amerika di bawah Presiden Donald Trump gagal memberikan respons internasional yang berarti, dan Uni Eropa sibuk dengan respons nasional, hal itu menawarkan pemerintah Cina kesempatan unik," tutur Marina Rudyak, seorang pakar bantuan luar negeri Cina di Universitas Heidelberg, Jerman.
Dengan diplomasi bantuan, Cina juga mencoba menulis ulang narasi Covid-19. "Mereka menangkis kritik terhadap upaya awalnya untuk menutupi wabah dan menjadi penyelamat negara-negara lain, yang entah menunda respons mereka atau kurang siap ketimbang Cina," Rudyak menambahkan.
Untuk beberapa negara Eropa, strategi ini tampaknya berhasil.
"Ada narasi bersaing yang berkembang di Eropa. Kebanyakan orang melihat Cina bertanggung jawab atas krisis global ini," kata Joerg Wuttke, Presiden Kamar Dagang UE di Cina. "Namun bantuan kemanusiaan yang murah hati dari Tiongkok mungkin akan membuat opini publik di Eropa lebih positif terhadap Cina." FRANCE24 | CHANNEL NEWSASIA | VOA | SITA PLANASARI AQUADINI
Diplomasi Masker Negeri Tirai Bambu
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo