Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan agar Yordania dan Mesir menerima lebih banyak pengungsi Palestina dari Gaza. Masukan itu disampaikan setelah serangan militer di Gaza menyebabkan krisis kemanusiaan dan menewaskan ribuan warga Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Bisa jadi,” kata Trump, saat ditanya apakah pengiriman warga Gaza ke Mesir dan Yordania untuk permanen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada tahun lalu Washington telah menentang pemindahan secara paksa warga Palestina. Kelompok-kelompok HAM dan badan kemanusiaan selama berbulan-bulan mengutarakan kekhawatiran terhadap situasi di Gaza, di mana hampir seluruh populasi Gaza kehilangan tempat tinggal hingga mengarah pada krisis kelaparan.
Washington dihujani kritik karena mendukung Israel dan membantu Negeri Bintang Daud itu bertahan dari kelompok-kelompok seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman.
“Saya mengatakan padanya (Raja Abdullah dari Yordania) agar Yordania mengambil lebih banyak pengungsi Palestina karena saya melihat keseluruhan Jalur Gaza benar-benar kacau. Itu sungguh suatu kekacauan. Saya ingin mereka membawa warga Gaza (keluar),” kata Trump, yang bertelepon dengan Raja Abdullah pada Sabtu, 26 Januari 2025.
Selain Yordania, Trump juga ingin Mesir mengambil pengungsi Palestina. Dia meyakinkan akan berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Minggu, 26 Januari 2025.
“Kita bicara soal 2,5 juta jiwa populasi Gaza dan kami akan membereskan sisanya,” kata Trump, merujuk pada populasi Gaza sebelum perang Gaza meletup.
Hampir 69 persen bangunan di wilayah Gaza telah rusak atau hancur. Rumah-rumah, sekolah, bahkan rumah sakit ikut menjadi korban perang. Di Beit Lahiya, seorang janda yang meminta dirinya disebut sebagai Um Saber, mengatakan bahwa rumahnya rata dengan tanah. Ia dan keluarganya menemukan jasad-jasad manusia di jalan, beberapa telah tergeletak selama berminggu-minggu.
Di Rafah, pemandangan serupa terlihat. Mohamed Abu Taha menyebut kotanya kini mirip dengan film horor. “Rumah-rumah rata dengan tanah. Kami menemukan sisa-sisa tubuh manusia di antara puing-puing. Rasanya sulit dipercaya,” katanya.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: 110 Ribu Warga Gaza Tinggalkan Rafah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini