Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua tentara Lebanon tewas dan seorang lainnya terluka dalam tiga serangan Israel yang berbeda pada Senin, meskipun terdapat kesepakatan gencatan senjata, demikian laporan media Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah pesawat tak berawak Israel menembakkan dua rudal ke sebuah sepeda motor di daerah Jdaidet Marjeyoun di Lebanon selatan, menyebabkan satu orang tewas, kantor berita negara NNA melaporkan, seperti dilansir Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktorat Keamanan Negara Lebanon mengatakan bahwa seorang personel keamanan tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Nabatieh di Lebanon selatan.
Dalam sebuah pernyataan, direktorat tersebut menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata” dan “eskalasi yang berbahaya.”
Seorang tentara Lebanon juga terluka setelah drone Israel menghantam sebuah buldoser milik Lebanon yang sedang melakukan pekerjaan di dalam situs militer Abbara di area Hosh Sayyed Ali-Hermel, menurut laporan dari kantor berita negara NNA.
Serangan ini terjadi tak lama setelah pihak militer Lebanon mengungkapkan bahwa tubuh seorang perwira Lebanon yang hilang sejak 26 November setelah serangan udara Israel ditemukan di kota Naqoura, Lebanon Selatan.
Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri meminta komite yang mengawasi gencatan senjata dengan Israel untuk mewajibkan Tel Aviv menghentikan pelanggaran perjanjian dan menarik diri dari wilayah Lebanon.
Pada 27 November, perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel mulai berlaku, mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Media Lebanon melaporkan sekitar 73 pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata sejak diberlakukan pekan lalu.
Hizbullah sejauh ini tetap bungkam terhadap pelanggaran Israel terhadap perjanjian tersebut.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel akan menarik pasukannya ke selatan perbatasan de facto Garis Biru secara bertahap, sementara tentara Lebanon mengerahkan pasukannya di Lebanon selatan dalam jangka waktu tidak lebih dari 60 hari.
Implementasi perjanjian ini akan diawasi oleh Amerika Serikat dan Prancis, namun rincian mekanisme penegakannya masih belum jelas.
Lebih dari 3.960 orang tewas dan lebih dari 16.500 orang terluka dalam serangan Israel di Lebanon dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Pilihan Editor: Profil Massad Boulos: Penasihat Trump untuk Timur Tengah, Diklaim Dekat dengan Hizbullah