Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan menjalani sidang perdana di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) hari ini, Jumat 14 Maret 2025. Ia menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan atas perangnya melawan narkoba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Majelis menganggap sudah tepat jika sidang pertama Duterte diadakan pada hari Jumat, 14 Maret 2025 pukul 2 siang," kata pengadilan dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam, 13 Maret 202 dilansir dari Channel News Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria berusia 79 tahun itu akan hadir di hadapan hakim untuk sidang. Duterte akan diberitahu tentang kejahatan yang diduga dilakukannya, serta hak-haknya sebagai terdakwa.
Duterte dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan atas kampanye bertahun-tahun yang dilakukannya terhadap pengguna dan pengedar narkoba. Menurut kelompok hak asasi manusia, perang melawan narkoba itu telah menewaskan puluhan ribu orang.
Saat mendarat di Den Haag, Duterte menyatakan akan bertanggung jawab atas tindakannya. "Saya telah memberi tahu polisi, militer, bahwa itu adalah tugas saya dan saya bertanggung jawab," ujarnya melalui akun Facebooknya.
Penangkapan Duterte yang mengejutkan di Manila terjadi di tengah hubungan antara keluarganya dan keluarga Marcos memburuk. Sebelumnya klan Duterte dan Marcos adalah sekutu dekat.
Presiden saat ini Ferdinand Marcos dan Wakil Presiden Sara Duterte, putri Rodrigo, berselisih pendapat. Sara terakhir menghadapi persidangan pemakzulan atas tuduhan termasuk dugaan rencana pembunuhan terhadap Marcos.
Sara Duterte langsung terbang ke Belanda untuk mendukung ayahnya. Ia menyebut penangkapan Rodrigo Duterte sebagai penindasan dan penganiayaan. Keluarga Duterte telah mengajukan perintah darurat dari Mahkamah Agung agar ia tak dipindahkan ke Den Haag.
Keluarga para korban dalam perang melawan narkoba berharap Duterte akan mendapatkan keadilan atas kejahatan yang dituduhkan kepadanya.
Gilbert Andres, seorang pengacara yang mewakili korban perang narkoba, mengatakan kliennya sangat bersyukur karena doa mereka telah terkabul. "Penangkapan Rodrigo Duterte merupakan sinyal yang bagus untuk keadilan pidana internasional. Itu berarti tidak ada seorang pun yang kebal hukum," kata Andres.
Sekelompok anggota keluarga, pengacara, dan aktivis hak asasi manusia akan berkumpul di Manila pada Jumat malam untuk menyaksikan siaran langsung sidang ICC, kata penyelenggara Rise Up dan Duterte Accountability Campaign Network.
Pilihan editor: Korea Selatan: Kesalahan Pilot Penyebab Jet Tempur Jatuhkan Bom di Pemukiman