Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dubes Palestina Nilai Diplomasi dan Militer Bisa Hentikan Agresi Israel

Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun menilai jalur diplomasi dan militer bisa menghentikan agresi Israel.

8 Januari 2025 | 20.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair al-Shun, menggelar deklarasi dukungan dan solidaritas untuk warga Palestina di kantor Kedutaan Besar Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Januari 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina (Dubes Palestina) untuk Indonesia Zuhair al-Shun mengungkap bahwa jalan menuju kemerdekaan Palestina dapat diperoleh melalui jalur diplomasi hingga jalur bersenjata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, perjuangan kemerdekaan lewat diplomasi merupakan salah satu langkah penting bagi Palestina. Diplomasi, jelas Shun, kerap lebih menguntungkan daripada mengangkat senjata. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menyebut bahwa strategi ini pernah dipakai oleh mantan Presiden Palestina Yasser Arafat yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Meski begitu, Shun tetap menyoroti pentingnya menggunakan jalur konfrontasi dalam perjuangan. 

"Kita harus mempertimbangkan kapan harus menggunakan militer dan kapan kita harus menggunakan senjata," kata Shun saat menghadiri deklarasi dukungan dan solidaritas untuk Palestina di kantor Kedutaan Besar Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Januari 2025.

Shun menyampaikan bahwa perjuangan lewat jalur diplomasi maupun militer ini harus tetap digunakan untuk menghentikan agresi Israel. Dia optimistis suatu saat Palestina bisa meraih kemerdekaan dan mencapai perdamaian. 

"Insya Allah, Palestina akan menjadi bebas, akan menjadi merdeka, dengan semua orang yang memberi dari hati mereka," ujarnya. 

Lebih lanjut, Shun mendorong masyarakat internasional untuk menghentikan agresi Israel terhadap Palestina. Dia menyebut militer Israel telah melakukan genosida terhadap warga sipil, khususnys di Gaza. Shun mempertanyakan tujuan genosida itu. 

"Apa yang ada di balik perang ini? Untuk memaksa orang Palestina meninggalkan tanah mereka? Untuk mengakhiri martabat Palestina?" tuturnya. 

Agresi terhadap Palestina, Shun menyampaikan, juga ditujukan untuk menghapus identitas yang dibangun oleh mantan Presiden Palestina Yasser Arafat dan kawan-kawannya yang berhasil mengubah perjuangan Palestina menjadi perjuangan identitas nasional dan kepemilikan sah atas tanah tersebut.

Deklarasi dukungan dan solidaritas untuk Palestina di Jakarta itu turut dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat (BKSAP DPR) Mardani Ali Sera dan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Ahrul Tsani Fathurrahman. 

Setidaknya 51 warga Palestina lainnya tewas dalam serangan Israel yang tak henti-hentinya di Jalur Gaza, sehingga menambah jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak Oktober 2023 menjadi 45.936 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut pada Rabu 8 Januari 2025.

Pernyataan kementerian menambahkan bahwa sekitar 109.274 orang lainnya terluka dalam serangan yang sedang berlangsung.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus