Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembawa acara stasiun televisi CNN Don Lemon digugat atas tuduhan telah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang laki-laki di sebuah bar di New York, Amerika Serikat. CNN menolak tuduhan itu dan menyebutnya sebagai fitnah kebencian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari rt.com, Rabu, 14 Agustus 2019, gugatan hukum itu dimasukkan oleh laki-laki atas nama Dustin Hice ke Mahkamah Agung negara bagian New York pada Minggu, 11 Agustus 2019. Gugatan hukum itu terendus media pada Selasa, 13 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggugat mengatakan dia sedang berpesta di klub malam Backstreet Tavern, New York pada 15 Juli 2018. Di sana dia berjumpa dengan Lemon dan menawarkannya mentraktir minum. Lemon yang saat itu bersama teman-temannya menolak pemberian itu, keduanya pun lalu fokus pada urusan masing-masing hingga secara mengejutkan Lomon muncul dihadapan penggugat dan mulai bertingkah tak sopan.
Diantara dugaan tindak pelecehan seksual itu, Lemon mengacungkan jari tengahnya pada penggugat dan mengacungkannya ke bagian bawah hidung penggugat sambil bertanya apakah dia menyukai perempuan atau laki-laki. Tindakan Lemon itu dianggap penggugat telah mempermalukannya dan membuatnya terkejut hingga dia memutuskan untuk meninggalkan bar tersebut. Hice kembali lagi ke bar itu setelah 10 menit, namun Lemon juga sudah pergi.
Semenjak kejadian itu, keduanya tak pernah bertemu lagi. Namun Hice masih ketakutan mengingat keluarga Lemon dikabarkan tinggal di Sag Harbor, tempat bar tersebut berlokasi. Semenjak kejadian itu pula, penggugat menjadi bahan celaan oleh lingkungan sekitar, termasuk tempat kerjannya.
Saat ini, Hice sudah dalam posisi tak kuat lagi menerima cemoohan. Dalam gugatannya, Hice menyebut kejadian itu telah membuatnya ingin bunuh diri dan sulit tidur.
Hice ingin menuntut ganti rugi pada Lemon atas kerugian tertutupnya peluang karir baginya atas kejadian ini, pendapatan masa lalu dan masa depan, serta untuk rasa sakit dan penderitaan emosional yang ditimbulkan. Sumber mengatakan pembawa acara CNN itu menolak memberikan uang kompensasi US$ 1.5 juta atau sekitar Rp 21 miliar.