TAHUN 1951, dua diplomat Inggris - Guy Burgess dan Donald
Maclean - menyeberang ke Moskow setelah dipanggil pulang dari
posnya di Washington. Duabelas tahun kemudian H.A.R. ("Kim")
Philby, seorang diplomat Inggris yang menjadi wartawan, menyusul
ke Moskow. Ketiganya terlibat dalam jaringan spion Soviet. Tapi
adakah orang ke-4?
Suatu buku baru, The Climate of Treason, yang terbit awal
November secara samar mengungkapkan bahwa orang ke-4 itu masih
ada. Buku ini yang ditulis Andrew Boyle, bekas redaktur BBC,
menggemparkan hingga para anggota oposisi (Buruh) di parlemen
bertanya pada pemerintah. PM Margaret Thatcher menjawab secara
tertulis bahwa memang benar ada orang ke-4: Sir Anthony Blunt,
ahli sejarah kesenian dan bekas penasihat Ratu.
Sebelum keterangan Thatcher itu dibacakan di parlemen, Blunt
rupanya sudah menghilang. Sir Robert Armstrong, sekretaris
kabinet, ternyata memberi info pada Blunt lewat pengacaranya.
Hal ini makin menggemparkan parlemen lagi karena Sir Robert
sebagai pejabat tinggi yang berpengaruh dianggap tidak
sepantasnya berbuat begitu. Tapi itu suatu "kesopanan biasa"
saja, demikian Sir Robert melayani berbagai kritik terhadap
dirinya.
Blunt memang bukan orang sembarangan. Tahun 1956, Ratu
menganugerahinya gelar bangsawan Sir. Selama 33 tahun sampai
pensiun tahun lalu dia menjadi kurator dan penasihat keluarga
istana untuk urusan koleksi kesenian. Banyak temannya dalam
lingkungan Establisment, golongan berpengaruh.
Baik Burgess, Maclean maupun Philby adalah teman Blunt dalam
suatu kelompok diskusi yang mereka namakan Apostles di Trinity
College, Cambridge, pada tahun '30an. Semasa di Cambridge, Blunt
tergolong mahasiswa yang cemerlang. Dia tinggal bersama dalam
satu flat dengan Burgess. Sejak di situlah dia mulai bersimpati
dengan Partai Komunis. Bahkan ketika dia menjadi wakil mahasiswa
dalam staf universitas (don), Blunt terkenal dengan pandangannya
yang Marxis. Begitupun anak pendeta ini berhasil juga diterima
di Dinas Keamanan setelah melalui suatu pemeriksaan pada tahun
1940. "Tak ada alasan untuk menyangsikan loyalitasnya kepada
negara, baik pada tahun 1940 maupun selama dia bekerja dengan
Dinas Keamanan," kata PM Thatcher pada parlemen.
Namun suatu kecurigaan terhadap aktivitas Blunt muncul ketika
Burgess dan Maclean melarikan diri ke Uni Soviet pada tahun
1951. Konon keduanya lolos dari rencana penangkapan setelah
mendapat info dari Blunt. Menurut Thatcher, selama 11 kali
pemeriksaan setelah peristiwa itu, Plunt tetap membantah dan
tak ada bukti dia terlibat dalam jaringan spion itu. Ketika itu
tak ada tuduhan yang bisa diajukan kepadanya. Tapi ketika Philby
menyeberang ke Soviet tahun 1963, Blunt sekali lagi diperiksa.
Kali ini Blunt mengaku bahwa -- bersama Burgess, Maclean dan
Philby -- dia menjadi agen intelijen Soviet sejak masih
sama-sama di Cambridge pada tahun '30an. Bahkan selama menjadi
anggota Dinas Keamanan waktu Perang Dunia II Blunt juga secara
teratur memberikan informasi pada Soviet.
Hak Kekebalan
Menurut pengakuannya, dia membantu Burgess dan Maclean melarikan
diri dengan cara mengontak intelijen Soviet. Justru karena
pengakuannya ini, Blunt dibebaskan dari tuntutan dan diberi hak
kekebalan. Sedang Jaksa Agung Inggris -- April 1964 -- sudah
memerintahkan pembebasannya dari tuntutan bila dia mengaku.
Dengan adanya keputusan Jaksa Agung itu, yang kemudian
diberitahukan kepada sekretaris pribadi Ratu, Blunt tidak
diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
penasihat Ratu dalam bidang koleksi kesenian.
Dari flatnya di Edgware Road, London -- sehari sebelum
keterlibatannya diungkapkan Thatcher di parlemen - Blunt
menyembunyikan dirinya. Menurut penjaga di flat itu, dia pergi
berlibur ke Italia.
Namun seminggu kemudian Blunt muncul. Suatu jumpa pers terbatas
dan wawancara televisi dengan Blunt diadakan dua pekan lalu di
kantor Times di London.
Selama wawancara itu Blunt tetap tidak mau menjawab pertanyaan
yang menyangkut siapa-siapa lagi yang terlibat dalam skandal
spionase ini. Tapi Blunt masih belum ditahan karena dia memiliki
kekebalan yang diterimanya sejak 1964. Belum jelas apakah dia
agen ganda.
Dan sekarang pers Inggris menyebutnya tanpa gelar Sir. Itu saja
baru hukuman untuknya.
Kasus Blunt ini, jika dibongkar lebih jauh, mungkin akan
menyeret nama-nama tenar lain yang pernah menjadi agen dinas
rahasia asing. Baik PM Thatcher maupun tokoh oposisi di
parlemen, bekas PM James Callaghan, telah sepakat "tidak perlu
ada pemeriksaan lebih jauh ke dalam komplotan Blunt itu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini