Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan pada Jumat, 14 Februari 2025, bahwa Cina akan "bermain bersama sampai akhir" jika Amerika Serikat bertekad untuk menekan negara tersebut meskipun Beijing tidak ingin berkonflik dengan Washington, Reuters melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wang, yang berbicara di Konferensi Keamanan Munich, mengatakan bahwa Cina akan merespons dengan tegas terhadap praktik-praktik "penindasan" unilateral, namun berharap AS dapat bekerja sama dengan Cina ke arah yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tambahan 10 persen untuk semua barang Cina meskipun ia telah melakukan panggilan telepon yang "baik" dengan pemimpin Cina Xi Jinping beberapa minggu sebelumnya.
Pungutan tersebut mendorong Cina untuk membalas dengan bea masuk hingga 15 persen untuk beberapa impor AS, yang memicu kembali kekhawatiran akan perang dagang besar-besaran antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.
Pada minggu-minggu sebelum Trump dilantik, pemerintahan Biden mengumumkan lebih banyak pembatasan pada teknologi canggih yang dapat dijual ke Cina, dalam upaya lebih lanjut untuk menghentikan perusahaan-perusahaan Cina mengembangkan chip berteknologi tinggi yang dapat digunakan oleh aplikasi militer Cina.
Beijing mengatakan bahwa pembatasan ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk menahan kemajuan teknologi Cina.
Cina telah berkembang dan tumbuh dengan mengatasi kesulitan dan rintangan, dan tidak akan gentar, ujar Wang pada konferensi di Munich, yang dihadiri oleh Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance.
Wang kemudian mengutip beberapa pepatah Cina, termasuk salah satu dari bab pertama buku klasik Cina, Kitab Perubahan, yang dikenal dengan nama I Ching: "Pergerakan Surga penuh dengan semangat. Oleh karena itu, orang yang mengikuti gerakan itu akan menjadi kuat dan tidak kenal lelah."
"Kalimat-kalimat ini sulit untuk diterjemahkan, Anda bisa meminta bantuan DeepSeek," kata Wang sambil tersenyum.
DeepSeek adalah aplikasi kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Cina meskipun ada larangan chip dari AS, sebuah aplikasi yang mengancam untuk menantang dominasi chatbot AI generatif AS termasuk ChatGPT.