Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Elon Musk kembali menyindir penasihat perdagangan senior Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Peter Navarro, pada hari Selasa, 8 April 2025. CEO Tesla itu menyebut Navarro “orang bodoh” di media sosial berbarengan dengan semakin menjauhnya Musk dari rencana tarif Gedung Putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pernyataan Musk tersebut merupakan tanggapan atas wawancara CNBC dengan Navarro yang ditayangkan pada Senin lalu. Navarro membahas bagaimana posisi Tesla sebagai industri “perakitan mobil” dan bukan produsen mobil dapat bertentangan dengan kebijakan tarif Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Komentar tersebut muncul saat Trump mengumumkan tarif yang meluas di sejumlah negara, yang menyebabkan volatilitas pasar dan kemungkinan akan meningkatkan biaya mobil hingga ribuan dolar.
“Dalam banyak kasus, jika Anda pergi ke pabriknya di Texas, sebagian besar mesin yang ia dapatkan, yang dalam kasus EV adalah baterainya, berasal dari Jepang dan berasal dari Cina. Elektroniknya berasal dari Taiwan,” ujar Navarro.
"Perbedaannya, dalam pemikiran kami dan Elon, adalah kami ingin ban dibuat di Akron (Ohio, AS)."
"Kami ingin transmisi dibuat di Indianapolis. Kami ingin mesin dibuat di Flint dan Saginaw. Dan, kami ingin mobil diproduksi di sini."
Menanggapi itu, Musk mengatakan Navarro "benar-benar bodoh" dalam sebuah unggahan di X yang membalas video komentar yang dibagikan di platform media sosial.
"Apa yang dia katakan di sini terbukti salah," kata Musk dalam unggahan X, dikutip dari CNN. Pernyataan itu juga disampaikan sebelum menyebut Navarro "Peter Retarrdo" dalam komentar menghina lainnya.
Musk mengklaim Tesla memproduksi mobil buatan Amerika Serikat terbanyak. Dalam serangkaian postingan X lainnya, Musk menambahkan bahwa "Navarro lebih bodoh dari sekarung batu bata."
"Menurut definisi apa pun, Tesla adalah produsen mobil paling terintegrasi secara vertikal di Amerika dengan persentase konten AS tertinggi. Navarro harus bertanya kepada ahli palsu yang dia ciptakan, Ron Vara," tutur Musk.
Tesla telah mendominasi Indeks Buatan Amerika milik Cars.com sejak 2021, berdasarkan kriteria termasuk lokasi perakitan, tempat pembuatan suku cadang, asal mesin, asal transmisi, dan tenaga kerja manufaktur AS.
Meski begitu, Tesla tidak kebal terhadap tarif, kenyataan yang diakui Musk.
"Dampak tarif pada Tesla masih signifikan," tulis Musk di X pada bulan lalu.
Pernyataan Musk pada Selasa lalu muncul setelah dia mengunggah, dan kemudian menghapus, komentar yang mengatakan gelar doktor Navarro dari Harvard adalah "hal yang buruk," dan bahwa dia belum "membangun apa pun."
Navarro menepis kekhawatiran atas bentrokan dengan Musk pada Senin pekan lalu. "Semuanya baik-baik saja dengan Elon, tidak ada masalah," ucapnya dalam wawancara bersama CNBC.
Musk juga berbeda pendapat dengan Trump tentang tarif. Dia mengunggah video tentang perdagangan bebas dan mengatakan di sebuah acara di Italia bahwa ia yakin seharusnya tidak ada tarif antara AS dan Eropa.
Washington Post melaporkan pada Senin lalu bahwa Musk juga menyampaikan "permohonan langsung" kepada Trump.
Ini bukan pertama kalinya Musk tidak setuju dengan Trump tentang kebijakan atau pemilihan personel.
Namun, perpecahan mengenai tarif merupakan salah satu perbedaan perspektif yang signifikan antara presiden dan pendukung sekaligus penasihat utamanya. Adapun Gedung Putih mengabaikan komentar Musk.
"Mereka jelas merupakan dua individu yang memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang perdagangan dan tarif. Anak laki-laki akan menjadi anak laki-laki dan kami akan membiarkan perdebatan publik mereka berlanjut," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam jumpa pers pada Selasa, 7 April 2025.
"Saya pikir hal itu juga menunjukkan kesediaan presiden untuk mendengar dari semua pihak bahwa dia memiliki orang-orang di tingkat tertinggi pemerintahan ini, di Gedung Putih ini, yang memiliki pendapat yang sangat beragam tentang berbagai isu."
Pilihan Editor: Kapal Induk Terbaru AS Ganti Nama Jadi Elon Musk