Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Fakta-fakta Kasus Flu Burung Strain Baru: Harus Tetap Waspada Meski Risiko Penularan Rendah

WHO mengkonfirmasi adanya kasus kematian orang pertama akibat Virus Flu Burung terbaru atau H5N2 di Meksiko.

10 Juni 2024 | 04.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini WHO memberikan penjelasan terkait kasus meninggalnya seorang pria asal Meksiko yang menjadi kasus pertama dari virus flu burung baru (H5N2). Meski WHO menyebut penularan ke manusia tergolong rendah, namun pakar tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk diketahui, WHO mengkonfirmasi pada Rabu, 5 Juni 2024 bahwa  seorang pria Meksiko menjadi orang pertama di dunia yang meninggal karena jenis flu burung yang sebelumnya tidak pernah terdeteksi pada manusia.

Fakta-fakta Terbaru Kasus Flu Burung 

Berikut merupakan rangkuman dari fakta-fakta terbaru mengenai kasus Flu Burung :

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar Sarankan Konsep One Health

Menanggapi kasus Flu Burung (H5N2) yang menimbulkan telah menimbulkan korban pada manusia, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar konsep Satu Kesehatan (One Health) diterapkan secara nyata. 

"Sehubungan kewaspadaan yang disampaikan WHO tentang meninggalnya kasus pertama akibat penyakit Flu Burung, maka perlu kita ketahui bahwa flu burung adalah salah satu penyakit infeksi yang punya potensi menimbulkan wabah, dan bahkan bukan tidak mungkin menyebar antarnegara," kata Tjandra Yoga di Jakarta, Sabtu, 8 Juni sebagaimana dikutip dari Antaranews

Ia mendorong agar Indonesia mewujudkan penerapan konsep One Health dalam pelayanan kesehatan yang nyata di lapangan, agar tidak hanya sekedar panduan kebijakan semata.
"One Health adalah kerja bersama kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan," katanya.

Tetap Harus Waspada Terhadap Flu Burung

Tjandra  menyatakan bahwa setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan dunia perlu selalu waspada pada Flu Burung dengan beragam jenisnya.

"Pertama, karena mulanya terjadi pada unggas dan unggas itu di satu sisi dekat dengan manusia, bahkan ada di sekitar rumah. Di sisi lain, mungkin saja dapat terjadi migrasi burung antarnegara dengan sekaligus membawa penularan dan penyebaran penyakit," katanya.

Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara menyebut Flu Burung dapat menular ke manusia seperti sudah beberapa kali pernah terjadi di dunia dan di Indonesia. "Kalau sudah tertular pada manusia, maka kasusnya dapat menjadi berat dan bahkan kematian, gradasinya tergantung jenis Flu Burung yang menulari," katanya. 

Kasus Pertama Virus H5N2

Berdasarkan pernyataan WHO, warga negara bagian Meksiko berusia 59 tahun yang menjadi orang pertama dalam kasus Virus H5N2 dirawat di rumah sakit di Mexico City dan meninggal pada 24 April 2024. Sebelumya ia mengalami demam, sesak napas, diare, mual, dan ketidaknyamanan umum. 

Kementerian Kesehatan Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sumber penularan dalam kasus tersebut belum teridentifikasi. WHO menyatakan bahwa korban tidak memiliki riwayat terpapar unggas atau hewan lain namun memiliki beberapa kondisi medis yang mendasarinya dan telah terbaring di tempat tidur selama tiga minggu.

Kementerian Kesehatan Meksiko juga mengatakan tidak ada bukti penularan dari orang ke orang dalam kasus ini dan telah memantau peternakan di dekat rumah korban. Sementara orang lain yang melakukan kontak dengan orang tersebut dinyatakan negatif dari flu burung, sebagaimana dijelaskan oleh kementerian kesehatan dan WHO.

Laporan Kasus Virus H5N1 di AS dan Australia

Sementara itu, Amerika Serikat telah melaporkan tiga kasus infeksi H5N1 pada manusia setelah terpapar dari sapi. Adapun wabah itu terdeteksi pada sapi perah pada bulan Maret. 

Dua orang mengalami gejala konjungtivitis, sedangkan orang ketiga juga mengalami gejala pernafasan.Meskipun kematian di Meksiko tidak disebabkan oleh strain virus yang sama dengan strain yang saat ini menginfeksi ternak di Amerika Serikat, keduanya disebabkan oleh virus unggas H5.

Australia juga melaporkan kasus pertama infeksi A (H5N1) pada manusia pada bulan Mei, dan menyatakan tidak ada tanda-tanda penularan. Namun ditemukan lebih banyak kasus flu burung H7 pada unggas di peternakan di negara bagian Victoria

Pakar influenza di Universitas Johns Hopkins Andrew Pekosz mengatakan bahwa sejak tahun 1997, virus H5 terus menunjukkan kecenderungan untuk menginfeksi mamalia lebih banyak dibandingkan virus flu burung lainnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus