Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Fakta Penting tentang Masjid Al Aqsa yang Status Quonya Dilanggar Israel

Masjid Al Aqsa dikunjungi Menteri Israel untuk Ibadah umat Yahudi. Hal ini memicu perdebatan karena telah melanggar status quo.

17 Agustus 2024 | 12.12 WIB

Warga Muslim melaksanakan salat tarawih di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, 10 Maret 2024. Mereka melaksanakan salat tarawih di luar masjid Al Aqsa lantaran adanya pembatasan akses oleh otoritas Israel. REUTERS/Ammar Awad
Perbesar
Warga Muslim melaksanakan salat tarawih di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, 10 Maret 2024. Mereka melaksanakan salat tarawih di luar masjid Al Aqsa lantaran adanya pembatasan akses oleh otoritas Israel. REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir memimpin ratusan warga Yahudi ke kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, yang dikenal juga sebagai Temple Mount. Kunjungan ini melanggar larangan lama yang diterapkan oleh pemerintah Israel terhadap doa Yahudi di situs tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dilansir dari BBC, Ben-Gvir menyatakan dalam video, “kebijakan kami adalah memungkinkan doa Yahudi.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Situs ini adalah tempat suci bagi umat Yahudi, karena dianggap lokasi dari dua kuil kuno. Bagi umat Muslim, Masjid Al Aqsa adalah tempat ketiga paling suci, di mana Nabi Muhammad SAW diyakini melakukan perjalanan malam ke langit. Setelah Perang Enam Hari 1967, Israel menguasai situs ini dari Yordania, yang sebelumnya memegang peran sebagai penjaga situs.

Kunjungan Ben-Gvir menimbulkan kecaman luas dari para pemimpin Palestina, AS, Prancis, PBB, dan negara-negara Arab. Mereka menilai tindakan ini sebagai provokatif dan melanggar status quo yang ada.

Pemerintah Israel kemudian menyatakan bahwa tidak ada perubahan dalam kesepakatan yang membatasi ibadah hanya untuk Muslim di situs tersebut. Namun, video yang beredar menunjukkan kelompok Yahudi berdoa dan bernyanyi di sekitar lokasi suci tersebut, yang memicu ketegangan lebih lanjut.

Kementerian Luar Negeri Yordania dan negara-negara Arab menyatakan kekhawatiran atas pelanggaran ini dan menyerukan dukungan global untuk mempertahankan status quo. Amerika Serikat dan Prancis juga mengecam tindakan Ben-Gvir, menyebutnya sebagai tindakan provokatif yang merusak upaya diplomatik untuk stabilitas regional.

Sejarah Masjid Al Aqsa

Dikutip dari Al Jazeera, Masjid Al Aqsa terletak di Kota Tua Yerusalem yang telah ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh lembaga budaya PBB, UNESCO. Lokasi tersebut juga dikenal sebagai Temple Mount bagi umat Yahudi dan al-Haram al-Sharif atau Tempat Suci bagi umat Muslim.

Kompleks ini menjadi pusat ketegangan dan konflik sejak Israel menguasai Yerusalem Timur pada 1967, termasuk Kota Tua dan Masjid Al Aqsa. Sejarahnya sangat kompleks dan berakar jauh ke belakang, bahkan sebelum berdirinya negara Israel.

Pada 1947, PBB mengusulkan rencana pemisahan Palestina yang saat itu berada di bawah kontrol Inggris, menjadi dua negara, satu untuk Yahudi dan satu untuk Palestina. Yerusalem dengan kompleks Masjid Al Aqsa diberikan status khusus di bawah administrasi PBB karena kepentingannya bagi tiga agama Abrahamik.

Konflik berkepanjangan ini semakin intensif setelah perang Arab-Israel pertama pada 1948 dan perang enam hari pada 1967, yang mengakibatkan pendudukan Yerusalem Timur oleh Israel. Penguasaan Israel atas Yerusalem Timur dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Fakta Menarik Masjid Al Aqsa

Masjid Al Aqsa merupakan tempat suci ketiga dalam Islam setelah Mekah dan Madinah. Kompleks ini mencakup dua situs penting: Masjid Al Aqsa dan Kubah Batu, yang dianggap sebagai tempat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam ke langit. Sebagai tambahan, dinding barat kompleks ini dikenal sebagai Tembok Ratapan bagi umat Yahudi, yang diyakini merupakan sisa dari Kuil Kedua yang dihancurkan pada tahun 70 Masehi.

Kompleks ini juga merupakan tempat yang sensitif secara politik. Sejak 1967, Yordania dan Israel sepakat bahwa Waqf, lembaga keislaman, akan mengelola urusan di dalam kompleks, sementara Israel mengendalikan keamanan luar. Namun, kelompok-kelompok yang mendukung pembangunan Kuil Ketiga Yahudi sering kali menantang larangan ibadah Yahudi di lokasi tersebut, memicu ketegangan.

Dilansir dari India Today, sejarah konflik di sekitar Masjid Al Aqsa juga mencakup berbagai insiden yang memperburuk ketegangan antara Israel dan Palestina. Misalnya, pada 1996, pembukaan terowongan dekat kompleks tersebut memicu kerusuhan yang mengakibatkan lebih dari 80 kematian dalam waktu tiga hari. Begitu juga dengan kunjungan Ariel Sharon pada tahun 2000 yang memicu Intifada Kedua.

Masjid Al Aqsa juga sering menjadi fokus protes internasional, seperti serangan terhadap pengunjung Palestina pada 2023 yang menyebabkan kemarahan di kalangan umat Muslim dan kritik dari negara-negara Arab.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus