Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gandengan Tangan Terakhir Dries van Agt dan Istri, Ini Profil Eks PM Belanda yang Memilih Kematian Lewat Euthanasia

PM Belanda Dries van Agt meninggal bersama sang istri, Eugenie dengan metode euthanasia. Berikut profilnya

18 Februari 2024 | 11.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mantan Perdana Menteri Belanda, Dries Van Agt. people.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dries van Agt meninggal dengan bergandengan tangan bersama Eugenie pada usia 93 tahun. Mereka menjalani suntik mati atau metode euthanasia pada 5 Februari 2024 di kampung halamannya, Nijmegen, demikian diumumkan The Rights Forum, organisasi hak asasi manusia milik Agt. Berdasarkan catatan, kesehatan Agt dan istrinya memburuk selama beberapa waktu sebelum akhirnya memilih untuk disuntik mati yang termasuk dalam metode euthanasia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Profil Dries van Agt

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilik nama lengkap Andreas Antonius Maria (Dries) van Agt ini lahir pada 2 Februari 1931, di Geldrop. Ia memperoleh ijazah gimnasiumnya dari Augustinianum di Eindhoven pada 1949. Setelah beberapa desakan dari Profesor Hukum Joop Jurgens, ia pergi ke Katholieke Universiteit Nijmegen untuk belajar hukum. 

Pada awal studinya, Dries van Agt bergabung dengan Korps Mahasiswa Nijmegen Carolus Magnus. Di sana, ia bertemu dengan sang istri yang juga seorang mahasiswa hukum. Mereka secara bersamaan bertugas di senat korps pada 1951-1952. Lalu, pada 1952-1953, Agt memegang jabatan Praeses (Gubernur) Carolus Magnus. Ia pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menerapkan perubahan struktural besar dalam korps, termasuk perpeloncoan persaudaraan secara sukarela dan setara. 

Atas saran Joop Jurgens lagi, Agt pindah ke Den Haag untuk bekerja sebagai pejabat pemerintah. Ia pertama bertugas di Kementerian Pertanian, lalu di Kementerian Kehakiman. Di sela-sela pekerjaannya, ia juga menikahi Eugenie Krekelberg pada 1958 yang dikaruniai 3 anak. Setelah 8 tahun menjadi pegawai negeri, ia kembali ke Nijmegen sebagai dosen di Katholieke Universiteit. 

Menurut ru.nl, Profesor Wim van der Grinten meminta Agt untuk maju sebagai Profesor Hukum Pidana. Agt pun dikenal sebagai guru yang fasih dan mudah didekati. Setelah itu, ia meninggalkan Nijmegen untuk kembali ke Den Haag menjadi Menteri Kehakiman di kabinet Biesheuvel I. Sebelumnya, ia ditawarkan menjadi Menteri Budaya, Rekreasi, dan Pekerjaan Sosial, tetapi ditolak. Sebab, ia lebih cocok membawa gagasan keadilan yang diperoleh di universitas.

Agt dikenal sebagai politisi yang ingin mengecilkan kepentingan sendiri. Ia pun kembali menjabat sebagai Menteri Kehakiman di kabinet Biesheuvel II dan Den Uyl. Pada kabinet Den Uyl, ia juga memegang jabatan sebagai wakil perdana menteri. 

Pada 1976, Agt terpilih sebagai pemimpin pertama partai Christen-Democratisch Appel (CDA). Lalu, pada Pemilu 1981, CDA menjadi partai terbesar sehingga ia membentuk kabinet Van Agt II. Namun, kabinet jatuh dalam satu tahun karena ketegangan antara Van Agt dan Den Uyl. Setelah pemilu 1982, ia berkesempatan menjadi perdana menteri lagi dalam kabinet koalisi. Namun, ia memutuskan untuk mundur.

Setelah karier politiknya di Den Haag, Agt menjadi Komisaris Ratu di Brabant. Kemudian, ia menjadi delegasi Uni Eropa di Jepang dan Amerika Serikat. Kembali ke Belanda, ia menetap kembali di Nijmegen, tempat tinggal sampai kematiannya. Pandangan politiknya pun bergeser ke sisi progresif. Misalnya, ia menjadi pendukung kuat untuk perjuangan Palestina. 

Pada 2021, van Agt meninggalkan keanggotaannya di partai CDA. Namun, sampai usia lanjut, ia tetap menunjukkan komitmen besar terhadap fakultas hukum kampusnya. Pada beberapa tahun terakhir, kesehatannya menurun. Eks PM Belanda itu bersama sang istri pun memutuskan melakukan euthanasia untuk keluar dari kehidupan bersama.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus