Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Prancis pada Minggu, 7 Agustus 2022, kembali menghadapi gelombang panas pada musim panas. Kondisi ini bisa memperburuk kekeringan di negara itu, yang telah membuat desa-desa kehabisan air minum dan para petani memperingatkan pasokan susu mungkin berkurang pada musim dingin ini karena pakan ternak sapi berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne sudah mendirikan sebuah gugus tugas untuk mengatasi bencana kekeringan ini, yang membuat puluhan desa harus bergantung pada air-air kiriman dari truk. Kondisi ini juga membuat utilitas, yang dikelola oleh negara menghemat pengeluaran untuk tenga nuklir dan tanaman yang tertekan.
Suhu di wilayah baratdaya Prancis pada Minggu, 7 Agustus 2022, menembus 37 derajat celcius. Pada awal pekan ini, udara panas juga akan menyebar ke wilayah utara negara itu.
“Gelombang panas yang baru kemungkinan akan terjadi,” kata La Chaine Meteo, yakni semacam layanan prakiraan cuaca di Prancis.
Orang-orang menyejukkan diri di laut di Marseille ketika gelombang panas menghantam sebagian besar negara, Prancis, 28 Juni. [REUTERS / Jean-Paul Pelissier]
Sedangkan badan cauca nasional Prancis, Meteo France, memperingatkan Prancis mengalami kekeringan terburuk sejak 1958. Musibah kekeringan ini diperkirakan memburuk setidaknya hingga pertengahan Agustus 2022. Rata-rata curah hujan di Prancis pada Juli 2022, kurang dari 1cm di penjuru Prancis.
Kementerian Pertanian Prancis menyebut panen jagung pada tahun ini diperkirakan 18,5 persen lebih sedikit dibanding tahun lalu. Prancis juga sama seperti negara-negara Eropa lainnya menghadapi kenaikan harga bahan makanan sebagai dampak jumlah ekspor gandum yang semakin sedikit dari biasanya gara-gara konflik Rusia – Ukraina.
Sedangkan kekurangan pakan ternak akibat musibah kekeringan, bisa menyebabkan kekurangan pasokan susu di Prancis dalam beberapa bulan ke depan. Adapun EDF, yakni operator nuklir di Prancis, pada akhir pekan lalu sudah mengurangi output dayanya di pabrik mereka di barat daya Prancis karena kenaikan suhu di Garonne. EDF juga mengeluarkan peringatan untuk sejumlah reaktor energi nuklir di sepanjang sungai Rhone.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.