Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gelombang Panas Tewaskan 33 Petugas TPS di Hari Terakhir Pemilu India

Sedikitnya 33 petugas TPS meninggal akibat gelombang panas selama fase terakhir pemilihan umum di India

3 Juni 2024 | 12.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria pergi setelah memberikan suaranya di dalam tempat pemungutan suara pada pemilihan umum tahap kedua di desa Ezhupunna di negara bagian selatan Kerala, India, 26 April 2024. REUTERS/Sivaram V

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 33 petugas tempat pemungutan suara (TPS) meninggal akibat gelombang panas selama fase terakhir pemilihan umum (Pemilu) di satu negara bagian di India, kata pejabat negara pada Ahad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jumlah tersebut termasuk penjaga keamanan dan staf sanitasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pejabat Pemilu Uttar Pradesh Navdeep Rinwa mengatakan pengawas pemilu akan memberikan bantuan uang tunai kepada keluarga korban yang meninggal, termasuk pekerja sanitasi.

Para ahli mengatakan bahwa ketika seseorang mengalami dehidrasi, paparan panas ekstrem akan mengentalkan darahnya dan menyebabkan organ-organ mati.

Pemilu berakhir pada Sabtu  di 57 daerah pemilihan di beberapa negara bagian, termasuk Uttar Pradesh utara, wilayah tempat kematian itu dilaporkan.

Meskipun ada laporan mengenai kematian berulang kali akibat gelombang panas yang hebat – dengan suhu di atas 45 derajat Celcius di banyak tempat – puluhan staf pemilu yang meninggal dalam satu hari merupakan jumlah korban yang sangat menyedihkan.

Perdana Menteri Narendra Modi meninjau situasi cuaca dan persiapan untuk musim hujan, menurut pernyataan resmi.

“Gelombang panas kemungkinan akan terus berlanjut di beberapa wilayah Rajasthan, Gujarat, dan Madhya Pradesh," bunyi pernyataan itu.

Beberapa kota di India dilanda gelombang panas, dengan suhu di atas 49 derajat Celsius, dan banyak negara bagian melaporkan kematian akibat gelombang panas tersebut.

Ibu Kota New Delhi mengalami suhu tertinggi sepanjang masa sebesar 52,9 derajat Celsius, tetapi beberapa pejabat urusan cuaca lantas mengatakan bahwa angka tersebut salah.

Pada Sabtu, Kota Jhansi di Uttar Pradesh mencatat suhu 46,9 derajat Celsius  --tertinggi di negara itu, menurut badan cuaca India.

Sementara Mei dianggap sebagai bulan terpanas selama musim panas, departemen cuaca India menyatakan jumlah hari gelombang panas pada bulan itu kemungkinan "melebihi hari-hari normal sekitar 5-8 hari" di beberapa negara bagian India.

Di negara bagian timur, Odisha, beberapa pejabat memastikan bahwa sembilan orang meninggal akibat gelombang panas. Otoritas juga menantikan konfirmasi 81 kematian lainnya.

India tidak asing dengan suhu musim panas yang menyengat.
Namun penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.

Partai penguasa mempertahankan kekuasaan di negara bagian timur laut

Menjelang hasil pemilu yang akan diumumkan pada Selasa 4 Juni 2024 besok, Partai Bharatiya Janata yang berkuasa di India mempertahankan kekuasaannya di pemilihan majelis legislatif, yang hasil prediksinya diumumkan televisi pada Ahad.

Menurut Komisi Pemilihan Umum India, dari total 60 kursi partai tersebut memenangkan 46 kursi di Negara Bagian Arunachal Pradesh.

Sementara itu di Negara Bagian Sikkim yang berdekatan, Krantikari Morcha --partai regional yang berkuasa di Sikkim--bersiap kembali berkuasa setelah memenangkan 31 dari 32 kursi di pemilihan majelis legislatif.

CHANNEL NEWSASIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus