Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gemerlap Dunia Bawah Tanah Iran

Anak-anak kalangan elite Iran pamer kekayaan. Ekspose "dunia bawah tanah" yang gemerlap lewat media sosial.

20 Oktober 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dunia maya dihebohkan oleh beredarnya foto orang-orang kaya Iran di akun Instagram dan Facebook atas nama Rich Kids of Tehran. Sebelum sebagian besar foto dihapus akibat kecaman, akun itu memamerkan antara lain rumah megah berdinding pualam. Berlatar belakang laut, di halaman rumah terbentang kolam renang berair jernih. Tak jauh dari situ, Mercedes-Benz dan BMW kap terbuka terparkir bersama sebuah motor gede.

Foto lain memampangkan tubuh molek perempuan muda berbikini kuning telentang di pinggir kolam. Di dekatnya tangan pria kekar dibalut jam tangan mahal tampak memegang pipa pengisap shisha.

Belum sebulan akun itu dibuat, pengikutnya sudah tembus 98 ribu. Tak kurang dari 300 foto yang menampilkan simbol kekayaan dipajang di sana. Di antaranya Ferrari merah mengkilap dan kemudi Audi berwarna emas, lengkap dengan jam tangan mewah pengendara. Tak ketinggalan foto para perempuan bertubuh sintal dengan riasan tebal dan pakaian pesta.

Pemandangan itu tak mengherankan bagi Agustinus Wibowo, penulis kisah perjalanan sekaligus fotografer. Ia masih ingat wajah Iran yang mencengangkan ketika berkunjung pada 2009. Di malam peringatan 30 tahun Revolusi Iran, 10 Februari, ia digeret oleh seorang temannya ke sebuah "pesta bawah tanah" di bagian utara Teheran.

Dalam kisahnya yang dimuat U-Mag edisi Mei 2009, pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur, itu naik taksi ke perumahan mewah Elahiyeh. Satu unit apartemen di kawasan ini bernilai belasan miliar rupiah. Para penghuni adalah hartawan Iran, dari pengusaha, artis, pejabat pemerintah, sampai diplomat. "Satu juta dolar tak ada artinya di sini," kata kawan Agustinus, seperti ia kutip dalam kisahnya.

Cerita tersebut sejalan dengan pernyataan seorang konsultan teknologi informasi kepada London Times bahwa akun anak-anak borjuis itu aman di tengah represi pemerintah terhadap media sosial. "Kebanyakan dari mereka punya ayah yang tak tersentuh," ujar si konsultan.

Agustinus menyebutkan dunia "bawah tanah" adalah cara orang menyiasati peraturan ketat pemerintah. "Alkohol, erotisme, musik Barat, konser rap, gosip politik, sekularisme, romantika, seks bebas, dadah, kosmetik, parabola, siaran berita asing, fashion terbaru, komik subversif, dan komunisme, semuanya ada," kata penulis buku Selimut Debu yang mahir bahasa Farsi ini.

Dia menyaksikan wanita di kawasan itu mengenakan celana jins ketat, memoles wajah dengan kosmetik tebal, dan mengecat rambut, kuning atau perak. Para pria di kawasan elite sama modisnya. "Mereka menggosongkan kulit dalam mesin solar," Agustinus berkisah. Tak hanya gemar mengubah warna kulit jadi seperti tembaga, mereka doyan menjalani operasi plastik di bagian hidung. Maka tak usah heran jika di Teheran banyak anak muda dengan hidung diplester. Itu berarti mereka baru menjalani operasi hidung.

Masuk ke arena pesta di rumah megah di pinggang bukit, Agustinus bercerita ia disambut sekitar 20 tamu laki-laki dan perempuan. Bau alkohol menggantung di udara berbaur dengan dentuman musik disko berbahasa Farsi.

Para pengunjung pesta larut di dalamnya. Dalam keremangan, perempuan melenggak-lenggok dengan blus ketat dan rok mini. Anggur, bir, vodka, dan wiski beredar menemani mereka berdansa dalam pelukan para pria.

Agustinus mengenang, saat itu mereka tak khawatir pesta ilegalnya digeruduk polisi. Sebab, pada hari peringatan revolusi, semua polisi dan Garda Revolusi sibuk meneriakkan takbir di kawasan selatan. "Di sini aman!" tuan rumah meyakinkan Agustinus.

Meski bisa lolos dari jerat hukum, anak-anak kaya ini tak dapat lepas dari kritik sosial. Belakangan muncul akun Poor Kids of Tehran, yang menampilkan wajah miskin Iran, seperti bocah kelaparan yang tidur beralas koran. "Kamu tak bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Iran kaya. Karena Iran tidak kaya," kata akun tandingan ini, seperti dikutip Foxnews, Jumat dua pekan lalu.

Menepis kecaman, Selasa dua pekan lalu akun Rich Kids of Tehran menulis bahwa ia justru ingin menampilkan sisi lain Teheran yang cantik: "Timur Tengah selalu mendapat kesan negatif di televisi. Kami ingin menunjukkan Teheran tidak seperti itu."

Atmi Pertiwi (Huffington Post, Facebook, pbs.org, agustinuswibowo.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus