Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Bagaimana Gerakan Mahasiswa Menggulingkan Sheikh Hasina di Bangladesh

Perdana Menteri Sheikh Hasina Wazed memimpin Bangladesh secara otoriter selama 15 tahun. Digulingkan gerakan mahasiswa.

11 Agustus 2024 | 00.00 WIB

Demonstran mengibarkan bendera Bangladesh dekat kediaman Perdana Menteri, ketika merayakan pengunduran diri PM Sheikh Hasina, di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Perbesar
Demonstran mengibarkan bendera Bangladesh dekat kediaman Perdana Menteri, ketika merayakan pengunduran diri PM Sheikh Hasina, di Dhaka, Bangladesh, 5 Agustus 2024. Reuters/Mohammad Ponir Hossain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

DHAKA, ibu kota Bangladesh, tiba-tiba berubah menjadi “lautan api” kemarahan. Massa mengamuk di mana-mana. Mereka menyerbu kediaman Perdana Menteri Sheikh Hasina Wazed, pemimpin partai Liga Awami yang sudah berkuasa selama 15 tahun, dan merampok harta benda di rumah itu pada Senin, 5 Agustus 2024. Hasina, yang sudah mengundurkan diri sebagai perdana menteri, kabur ke India menggunakan helikopter dan melanjutkan perjalanan dengan pesawat terbang. Hasina pergi begitu saja tanpa meninggalkan surat dan pidato pengunduran dirinya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Nabiila Azzahra berkontribusi pada penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini berjudul "Letupan Bara di Jantung Dhaka". 

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus